Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terlalu banyak waktu untuk memikirkan sesuatu atau overthinking adalah hal buruk yang kerap kita alami. Setiap orang setidaknya satu kali saja khawatir tentang prestasi sekolah, masalah keuangan, atau masalah hubungan dengan teman atau anggota keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Itu normal. Namun jika Anda kerap tersiksa dalam pikiran seperti itu, mungkin saja itu menandakan bahwa Anda memiliki gangguan berpikir berlebihan. Gangguan ini dikenal sebagai gangguan kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gangguan overthinking ditandai dengan kekhawatiran berlebihan tentang hal-hal yang sepenuhnya di luar kendali. Gangguan ini dapat mencakup obsesi, kompulsi, pikiran yang mengganggu, atau kombinasi dari semuanya. Seiring berjalannya waktu, seseorang menjadi sulit untuk berfokus pada apa pun kecuali pikirannya.
Apakah overthinking berpengaruh bagi kesehatan? Overthinking membawa dampak buruk terhadap kesehatan, dan itu sudah dbuktikan oleh penelitian ilmiah. Berikut empat efek buruk dari overthinking bagi kesehatan.
- Kecemasan
Pikiran menciptakan emosi ketakutan, kemarahan, kebahagiaan, atau kegembiraan. Orang yang sangat cemas itu akibat terlalu banyak berpikir.
Pikiran yang cemas menciptakan banyak skenario tentang apa yang akan terjadi di otak. Orang yang mengalami anxiety akan sangat mudah untuk diganggu emosi negatif. Misalnya seperti ketakutan, kekhawatiran, dan stres. Bahkan, terlalu memikirkan apa yang tidak sepatutnya dipikirkan demikian.
Menurut situs Medium.com, terlalu cemas dapat membuat sengsara dan kelelahan mental. Mereka akan merasa lelah dan terkadang tertekan karena hidupnya terkurung dalam emosi yang diciptakan oleh pikiran negatif.
Cemas juga dapat membawa seseorang kepada ide bunuh diri.
- Depresi
Jika kecemasan berasal dari kekhawatiran tentang masa depan, maka depresi berasal dari kekhawatiran tentang masa lalu.
Namun, tentu saja ada penyebab lain yang memicu terjadinya depresi. Bisa penyakit atau kelainan. Intinya, depresi adalah buah dari pikiran yang terlalu memikirkan masa lalu berulang kali.
Sebagian orang selalu memikul sekantong berat pengalaman buruk di pundak mereka.
Sama seperti kecemasan, depresi juga dapat menyebabkan pikiran untuk bunuh diri, atau lebih buruk lagi, melakukan bunuh diri itu.
- Insomnia
Pernahkah Anda ingin tidur, tapi pikiran Anda sibuk memikirkan banyak hal? Tubuh Anda mungkin lelah, tetapi pikiran masih saja berjalan. Tertidur adalah sesuatu yang tidak dapat dikendalikan oleh pikiran. Terlalu banyak berpikir atau cemas sebelum tidur akan membuat kita kehilangan kualitas tidur. Hal itu secara signifikan berpengaruh terhadap kesehatan mental dan fisik.
Gejala yang umum adalah terbangun sekitar jam 4 pagi dan tidak bisa tidur kembali, padahal baru tidur 4 jam saja. Secara alami, kita akan tertidur ketika tubuh dan pikiran berada dalam kondisi paling damai.
- Mengganggu Kemampuan Memecahkan Masalah
Anda terlalu banyak menganalisis sesuatu? Penelitian menemukan bahwa menganalisis secara berlebihan akan mengganggu kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah. Hal ini dapat terjadi karena overthinking menyebabkan Anda memikirkan masalah dan membayangkan situasi yang mungkin tidak akan pernah terjadi, alih-alih menemukan solusi.
Overthinking dapat mengubah cara seseorang dalam bekerja dan cara melakukan sesuatu. Menurut situs Pharmeasy, gangguan overthinking ini dapat secara signifikan berpengaruh terhadap kehidupan pribadi, kehidupan sosial, dan kehidupan kerja.
Lebih jauh, terlalu banyak berpikir juga dapat menyebabkan tekanan emosional. Untuk mengatasi hal ini, Anda perlu membuat beberapa perubahan dalam perspektif Anda dan berusaha untuk menyingkirkan pikiran apa pun yang membuat Anda merasa tersesat.
ANNISA FEBIOLA