Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Seks Anal Berisiko Tertinggi Penularan Infeksi Menular Seksual

Seks anal yang biasanya dilakukan oleh sesama laki-laki memiliki risiko penularan infeksi menular seksual yang tertinggi.

17 Juli 2020 | 21.13 WIB

Ilustrasi seks
Perbesar
Ilustrasi seks

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pegiat Yayasan Peduli Sahabat Dewi Inong Irana mengatakan seks anal yang biasanya dilakukan oleh sesama laki-laki memiliki risiko penularan infeksi menular seksual yang tertinggi. "Di internet dikatakan hubungan lelaki seks dengan lelaki lewat saluran pembuangan manusia itu aman. Padahal itu bohong," kata Dewi dalam bincang media yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang diikuti secara virtual di Jakarta, Jumat 17 Juli 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Menurut Dewi, penularan infeksi menular seksual bukan hanya terjadi karena hubungan kelamin dengan kelamin saja, tetapi juga bisa antara kelamin dengan dubur, kelamin dengan mulut, kelamin dengan alat, dan kelamin dengan tangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dewi meminta masyarakat tidak sembarangan mencari informasi di internet karena bisa saja mendapatkan informasi yang salah atau bohong. Bila memerlukan informasi, lebih baik tanyakan langsung kepada ahlinya. "Kami dari Yayasan Peduli Sahabat memberikan pertolongan dan pendampingan secara gratis. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), yang saya juga menjadi anggotanya, juga bisa memberikan informasi yang benar dan akurat tentang infeksi menular seksual," katanya.

Dewi mengatakan informasi yang benar tentang infeksi menular seksual dan HIV/AIDS perlu diberikan kepada anak-anak. Anak-anak juga harus dicegah dari paparan pornografi. "Pengalaman kami di lapangan, anak-anak yang kecanduan perilaku seksual berisiko tinggi semuanya pernah terpapar atau menonton pornografi di media," katanya.

Menurut Dewi, pornografi di media merupakan hulu dari perilaku seks bebas dan berisiko tinggi yang bisa berakibat pada penularan infeksi menular seksual dan HIV/AIDS. Karena itu, orang tua dan pendidik memiliki peran penting untuk mencegah dan mendeteksi anak-anak dari paparan pornografi. "Saya juga meminta kepada media untuk menghapus muatan-muatan pornografi dan aktif melakukan promosi, informasi, dan edukasi tentang bahaya perilaku seksual berisiko tinggi," katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus