Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bertepatan hari ini, 24 Juli 2023, 112 tahun lalu sebuah reruntuhan kota Inca kuno Machu Picu di Peru ditemukan arkeolog Hiram Bingham III.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Reruntuhan tersebut disinyalir sebagai tempat pemukiman suku Inca Kuno di Peru. Dilansir dari Tempo, Machu Picchu merupakan tempat peristirahatan musim panas bagi para pemimpin suku Inca, sebelum akhirnya dihancurkan oleh penjajahan Spanyol pada sekira abad ke-16.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Beberapa abad setelahnya, kota ini ditemukan oleh arkeolog Hiram Bingham. Meskipun begitu banyak yang menduga bahwa Bingham bukanlah orang yang pertama. Sebelumnya pengusaha Jerman bernama Augusto Berns diperkirakan telah mengunjungi situs tersebut.
Kendati demikian, Bingham merupakan orang pertama yang menemukan situs tersebut secara ilmiah. Dia melakukan penelusuran bersama orang-orang lokal di sekitar Machu Piccu dengan mendaki rute-rute di daerah tersebut. Setelah itu, Bingham menemukan reruntuhan yang ia teliti, dokumentasi, petakan selama beberapa tahun.
Akhirnya pada April 1913, temuan Bingham dipublikasikan oleh National Geographic. Kemudian ia menerbitkan artikel ilmiah berjudul berjudul Inca Land: Explorations in the Highlands of Peru pada 1922 dan buku dengan judul Lost City of the Inca pada 1948.
Dilansir dari Unesco, Machu Picchu telah masuk ke dalam salah satu keajaiban dunia pada 1983. Kini, kawasan yang terletak 2.400 dari permukaan laut telah menjadi salah satu destinasi wisata menjanjikan di Peru dan diperkirakan terdapat 300.000 turis setiap tahunnya.
Situs Warisan Dunia UNESCO
Mengutip worldwildlife.org, situs ini dinobatkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1983 dan diakui sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia pada tahun 2007.
Masyarakat dunia sering kali mengira Machu Picchu merupakan situs hilang yang ditemukan kembali. Namun, mengutip dari peruforless.com, Machu Picchu tidak pernah benar-benar hilang. Sebab, sesungguhnya penduduk lokal di wilayah tersebut sebenarnya sudah mengetahui keberadaan reruntuhan Machu Picchu. Barulah pada tahun 1911, arkeolog asal Amerika, Hiram Bingham, memopulerkan situs tersebut.
Walaupun lokasi Machu Picchu terletak di daerah pegunungan dan cukup jauh dari jangkauan manusia, ternyata situs ini tidak mengizinkan pesawat terbang untuk beroperasi diatasnya. Sebagaimana dikutip dari papistreks.com, larangan ini berakar dari insiden pada tahun 1970 atau 1980-an.
Pada kisaran tahun tersebut, Pemerintah Peru hendak memindahkan dan menata ulang beberapa batu di situs tersebut dengan helikopter. Akan tetapi, operasi tersebut justru menyebabkan batu rusak secara permanen. Sejak itulah, Pemerintah Peru melarang ragam jenis penerbangan di atas situs Machu Picchu.
ANANDA BINTANG P I ACHMAD HANIF I