Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

5 Fakta tentang Bendung Katulampa

Bangunan ini bertujuan sebagai peringatan dini atas air yang sedang mengalir ke Jakarta serta sarana irigasi lahan di sekitar Bendung Katulampa.

7 Februari 2018 | 20.38 WIB

Sebanyak 800 beton bergeser akibat, tergerus arus deras di Bendungan Katulampa, Bogor, 19 Maret 2015. Bergesernya bendungan membuat Jakarta, lebih cepat kebanjiran karena tak ada penahan air yang berukuran besar. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
Perbesar
Sebanyak 800 beton bergeser akibat, tergerus arus deras di Bendungan Katulampa, Bogor, 19 Maret 2015. Bergesernya bendungan membuat Jakarta, lebih cepat kebanjiran karena tak ada penahan air yang berukuran besar. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Seperti saat setiap musim hujan datang, bendung Katulampa di Kota Bogor menjadi pusat perhatian warga Jakarta dan sekitarnya. Juga pada Senin, 5 Februari 2018 ketika curah hujan sata itu tinggi sekali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Curah hujan yang tinggi, apalagi berlangsung lama, akan membuat ketinggian muka air di bendungan Katumlampa naik. Dan jika mencapai angka 220 sentimeter,  akan berstatus siaga satu. Dalam beberapa jam kemudian, Jakarta akan dilanda banjir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berikut beberapa fakta tentang Bendung Katulampa.

1. Peninggalan Belanda

Bendung Katulampa adalah peninggalan pemerintah kolonial Belanda. Ada peristiwa besar yang melatarbelakangi pembuatan bendungan ini, yaitu banjir besar yang melanda Jakarta pada 1872. Banjir saat itu dikabarkan membuat daerah elit Harmoni ikut terendam air luapan Sungai Ciliwung.

Bangunan yang melintang sepanjang 74 meter ini adalah karya Ir. Hendrik van Breen, insinyur sipil yang ahli dalam bidang pengairan, kesehatan lingkungan, dan guru besar teknik sipil bidang Bangunan Air Technische Hoogeschool te Bandoeng yang kini menjadi Institut Teknologi Bandung. Pembangunan bendungan ini menghabiskan biaya 80.000 gulden.

Bendung Katulampa diresmikan penggunaannya pada 11 Oktober 1912 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Alexander Willem Frederik Idenburg didampingi para pejabat penting masa itu. Peresmian bendungan ini dimeriahkan pula dengan gamelan dan tari-tarian, serta upacara selamatan dengan kepala kerbau.

2. Fungsi

Bangunan ini bertujuan sebagai peringatan dini atas air yang sedang mengalir ke Jakarta serta sarana irigasi lahan pada sisi kanan dan kiri bendung.

Fungsi lainnya sebagai sistem informasi dini terhadap bahaya banjir Sungai Ciliwung yang akan memasuki Jakarta. Data dilaporkan ke berbagai pihak yang berkepentingan. Mereka antara lain Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, pos pemantau ketinggian air Ciliwung di Depok, dan petugas Pintu Air Manggarai, dan Pemerintah Kota Bogor. Informasi itu juga disebarluaskan melalui media elektronik, seperti televisi, radio, dan internet.

3. Bendung Katulampa mulai Dikenal

Nama Bendung Katulampa naik daun ketika Jakarta dikepung banjir pada 2001. Warga Jakarta mengira Bendung Katulampa fungsinya sebagai bendungan yang bisa menampung banyak air. Dengan demikian, ketika ada isu Bendung Katulampa jebol, warga Jakarta sangat ketakutan akan adanya banjir kiriman.

Padahal, fungsi Bendung Katulampa ini sebagai pusat pemantau sekaligus untuk irigasi di Bogor. Air dari hulu sungai di daerah Telaga Warna, Puncak, Cisarua, dan anak Sungai Ciliwung mengalir melewati Bendung Katulampa.

Di sini petugas pemantau selalu mencatat perkembangan ketinggian air, debit air, dan curah hujan setiap jam selama 24 jam dari pukul 07.00 hingga jam yang sama keesokan harinya. Semua data harian dimasukkan ke dalam buku laporan bulanan. Pencatatan ini sudah berlangsung sejak Bendung Katulampa ini berdiri. Maka, data yang ada bisa dijadikan acuan pada awal musim penghujan, pertengahan musim penghujan, hingga musim kering.

4. Renovasi

Tahun 2004, untuk pertama kalinya Bendung Katulampa direnovasi. Renovasi Katulampa menggunakan dana Anggaran Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 300 juta. Bendungan ini pun dilengkapi sarana pendukung seperti pengontrol dasar sungai atau consolidation dam, jembatan Katulampa, dan pembautan alat ukur saluran induk (untuk mencatat curah hujan). Pemerintah juga menata lingkungan di sekitar bendungan.

5. Jadi Perhatian

Bangunan beton yang melintang sepanjang 74 meter itu juga banyak didatangi masyarakat dan pejabat. Bendung Katulampa juga kerap membuat was-was pemerintah. Misalnya Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono, mereka pernah menelepon langsung ke pos penjaga saat menjabat presiden.

Yang terbaru, ketika Bendung Katulampa berstatus siaga 1. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, meninjau kondisi Bendungan pada Senin 5 Februari 2018. Bima Arya juga mengabarkan status Bendung Katulampa melalui video, dan meminta warga untuk tidak keluar rumah untuk mengantisipasi banjir. Dia juga berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar waspada.

REZKI ALVIONITASARI | BERBAGAI SUMBER

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus