Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pergelaran musik Andien Aisyah berjudul Metamorfosa, yang diambil dari album terbaru yang menandai 17 tahun kariernya di dunia musik, dibuat dalam skala kecil di sebuah restoran di Jakarta Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saya bermimpi untuk menyelenggarakan sesuatu yang intimate dari beberapa tahun lalu,” ujar Andien dalam konferensi pers showcase Metamorfosa di Jakarta, Jumat, 12 Januari 2018.
Pertunjukan berskala kecil yang membuat penonton tak berjarak dengan musikus, menurut Andien, lebih banyak digelar pada masa lampau. “Saya ingin balik ke zaman dulu di mana banyak acara intimate, sekarang jarang,” kata Andien.
Andien berkolaborasi dengan komunitas Kelas Pagi, yang diinisiasi Anton Ismael, untuk menampilkan visualisasi seni tentang album terbarunya.
Bersamaan dengan showcase ini, Andien pun meluncurkan dua single terbaru berjudul Metamorfosa dan Askara. Sebelumnya, dia sudah merilis single Belahan Jantungku dan Indahnya Dunia.
Metamorfosa adalah album indie kedua dari Andien. Album indie pertamanya Bisikan Hati dirilis pada 2000.
Album terbarunya berisi 11 lagu yang kental dengan nuansa jazz dan lebih soulful. Andien juga berkolaborasi dengan musikus lain seperti Tohpati, Abenk Alter, Lale Ilman Nino, dan Tulus dalam album ini. Metamorfosa Showcase akan dibuka oleh solois pendatang baru Teddy Adhitya dan lagu-lagu Andien yang dihadirkan ditata oleh produser dan music director Metamorfosa, Nikita Dompas.