Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Bahaya di Bawah Tanah Amsterdam Itu, Kini Mulai Bangkit Menyerang Kota

Struktur gedung dan kota Amsterdam mulanya dibangun dengan tiang-tiang kayu di atas rawa. Lalu diganti dengan beton, yang kini mulai rapuh.

19 Agustus 2020 | 16.00 WIB

Rumah-rumah warga Amsterdam biasanya tak berkerai atau memiliki gorden. Foto: @balk_photography
Perbesar
Rumah-rumah warga Amsterdam biasanya tak berkerai atau memiliki gorden. Foto: @balk_photography

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Retakan dan lubang runtuhan muncul di sepanjang jalur air Amsterdam. Sepeda berjatuhan ke dalam air yang berputar-putar, saat tepi kanal longsor di bawah roda-roda sepeda. Lalu dinding dermaga runtuh, menimpa rumah perahu milik warga. Jembatan-jembatan pun bermasalah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Rupanya, Amsterdam sedang dirundung masalah. Covid-19 membuat kota itu jauh lebih tenang, setelah bertahun-tahun warga mengeluhkan overtourism, yang membuat kota jadi ramai, banyak polusi, dan sewa rumah jadi sangat mahal. Kini bahaya lain muncul. Bahaya yang diam-diam mengincar Amsterdam 500 tahun lalu: struktur da pondasi kota yang keropos dimakan usia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CNN melaporkan, kejadian pedestrian runtuh mulai sering terjadi. Untungnya, belum ada yang terluka. Namun perbaikan-perbaikan yang terus-menerus bakal menghabiskan ratusan juta dolar. Bila tak segera diatasi, beberapa infrastruktur abad pertengahan yang indah, yang kini jadi destinasi wisata populer bisa hilang.

Longsornya tanah di Amsterdam tak mengherankan. Sejak kecil, selama ratusan tahun, warga Amsterdam akrab dengan syair lagu: "Amsterdam, die grote stad / Die is gebouwd op palen / Als die stad eens ommeviel / Wie zou dat dan betalen?”. Bila diterjemahkan secara longgar: "Amsterdam, kota besar / Dibangun di atas tumpukan / Jika kota akan runtuh / Siapa yang akan membayarnya?"

Kota itu bakal runtuh bila tak segera diperbaiki strukturnya, dan Belanda yang menanggung akibatnya.

Perbaikan di dinding kanal dan pedestrian di salah satu sudut Amsterdam. Dok. Gemeente Amsterdam

Peringatan yang Diabaikan

Kembali antara abad 12 dan 16, ketika Amsterdam mulai tumbuh, banyak bangunan yang dibangun di atas tiang kayu. Saat kota itu kian makmur dari kolonialisme, kayu-kayu penyangga gedung di atas rawa di sekitar Sungai Amstel diganti dengan beton. Dinding kanal lalu dibangun di atas tanah yang lunak. Banyak dari struktur yang ada saat ini, berasal dari 500 tahun yang lalu. Dan tentu saja seharusnya diperiksa secara rutin.

Namun, selama bertahun-tahun, tampaknya pemerintah kota telah lalai mengawasi beberapa konstruksi bangunan bersejarah. Jumlahnya juga tak main-main. Saat ini ada 1.600 jembatan dan 200 kilometer kanal yan perlu diperiksa dan, jika perlu, diganti.

Pada bulan Januari, kantor berita lokal AT5, menyoroti peringatan lima tahun dari para pejabat tentang kondisi saluran air yang buruk, namun sebagian besar tidak diindahkan oleh otoritas kota sampai tahun ini. AT5 mengutip kekhawatiran seorang penyelam, yang menolak untuk melakukan inspeksi di bawah salah satu jembatan tua Amsterdam karena takut akan segera runtuh.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah kota mengatakan bahwa perbaikan sedang dilakukan saat dibutuhkan. Tapi, pemerintah kota harus menilai kondisi setiap dinding dermaga dan jembatan sebelum diperbaiki.

Setelah beberapa insiden yang melibatkan dinding kanal yang runtuh, Alderman Sharon Dijksma, seorang pejabat pengawas lalu lintas dan transportasi, mengatakan setidaknya 5 persen dari dinding kanal bata sepanjang 200 kilometer butuh perbaikan. Bahkan kerusakan itu meningkatkan risiko penurunan muka tanah.

Laporan tersebut juga membuat beberapa rekomendasi bahwa, setidaknya untuk beberapa tahun ke depan, Amsterdam harus diubah secara fundamental. Tata kota harus diubah, salah satunya infrastruktur tua tidak boleh berdekatan dengan bangunan-bangunan modern. Jika perlu, pohon dapat ditebang, ruang parkir dihilangkan dan jalan ditutup untuk kendaraan dengan berat lebih dari 3,5 ton. Dan mulai sekarang, 22,5 juta euro (US$26,5 juta) setahun disediakan untuk pekerjaan pemeliharaan.

Pemerintah Kota Amsterdam hingga 2023 terus memperbaiki 27 jembatan dan ratusan meter dinding dermaga atau kanal. Dok. Gemeente Amsterdam

Dalam kurun waktu sampai dengan tahun 2023, sekitar 27 jembatan akan direnovasi, sekitar 800 meter dinding dermaga akan diperbaharui dan penggantian sekitar 3.800 meter dinding dermaga sedang dikerjakan. Total biaya diperkirakan 450 juta euro, atau sekitar $ 530 juta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus