Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bengkalis - Para pemuda di setiap desa di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, mulai sibuk bergotong royong melakukan persiapan memeriahkan tradisi lampu colok di daerah itu.
"Alhamdulillah, tahun kemarin kami pertama kali mendapat gelar juara walaupun harapan 1. Ini menjadi pemicu kami untuk maksimal dalam tahun ini," kata pemuda Kampung Parit Desa Pangkalan Batang Barat Kecamatan Bengkalis Ade Desry Kurniawan di Bengkalis, Selasa, 6/6.
Dia mengatakan, tahun ini pemuda di darah itu bersemangat tinggi dalam memeriahkan festival lampu colok yang setiap tahunnya digelar Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga itu.
"Donatur yang menyumbangtahun ini lebih meningkat dari tahun kemarin. Alhamdulillah juga menara kami tahun ini lebih besar dari tahun kemarin. Kami menggunakan sekitar tiga ribuan kaleng colok sementara tahun kemarin sekitar dua ribuan saja," katanya.
Sementara itu, di desa Ketam Putih, para pemuda mulai bergotong royong dalam menyiapkan segala sesuatunya baik itu kaleng untuk pelita, kayu untuk menara dan lain sebagainya.
"Untuk kaleng kita sudah mengumpulkannya sebelum Ramadan, dan sekarang lagi proses pemilihan gambar untuk colok ini, karena gambar merupakan objek utama keindahan lampu colok ini," kata pemuda Desa Ketamputih, Nur di Bengkalis.
Kabid Kebudayaan Disbudparpora Bengkalis, Baharudin menyebutkan tahun ini pembukaan festival lampu colok di pusatkan di Selat Baru Kecamatan Bantan.
Dari pantauan, hampir setiap desa di kecamatan iitu mulai membangun menara lampu colok untuk memeriahkan malam ke 27 Ramadan atau lebih dikenal dengan malam "tujuh likur".
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini