Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Chrismansyah Rahadi lahir dengan nama Christian Rahadi, atau populer dengan panggilan Chrisye. Salah satu ikon musik pop Indonesia itu lahir pada 16 September 1949 di Jakarta. Melewati masa kecil dan dewasa di Menteng, ia adalah simbol anak muda Menteng era 1970-an: kreatif, terkenal, dan tentu saja gaul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengingat Menteng, kampung halaman Chrisye, ternyata wilayah urban ini memiliki spot-spot yang membangkitkan kreativitas. Mungkin saja, Chrisye muda pernah menyambanginya. Atau setidaknya, lokasi itu menjadi ikon baru di wilayah Menteng setelah Chrisye meninggal dunia. Inilah spot-spot untuk bersantai di Menteng, sekaligus merangsang kreativitas wisatawan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Taman Ismail Marzuki
Diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Jenderal Marinir Ali Sadikin, pada 10 November 1968, Taman Ismail Marzuki (TIM) mulanya bekas ruang rekreasi umum ‘Taman Raden Saleh’ (TRS) sebuah Kebun Binatang Jakarta sebelum dipindahkan ke Ragunan.
Kini berubah menjadi kantor dan ruang kuliah mahasiswa fakultas perfilman dan televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ). TIM merupakan tempat kongkow-kongkow seniman multigenre di Jakata. TIM dan IKJ juga melahirkan musisi keren tanah air seperti Naif, Club Eighties, hingga The Upstairs.
Lokasinya berada di jalan Cikini Raya 73, Jakarta Pusat, TIM memiliki enam teater modern, balai pameran, galeri, gedung arsip, dan bioskop. Acara-acara seni dan budaya dipertunjukkan secara rutin di pusat kesenian ini, termasuk pementasan drama, tari, wayang, musik, pembacaan puisi, pameran lukisan dan pertunjukan film. Berbagai jenis kesenian tradisional dan kontemporer, baik yang merupakan tradisi asli Indonesia maupun dari luar negeri juga dapat ditemukan di tempat ini.
Suasana pameran fotografi Rekam Jakarta di Taman Menteng, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019. Pameran ini digelar sejak 15 Agustus hingga 1 September 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Taman Menteng
Dulunya merupakan stadion markas tim sepak bola Persija. Lalu diubah menjadi taman kota yang modern nan rindang. Taman ini dibuka oleh Gubernur Sutiyoso pada April 2007, dan menjadi ruang terbuka hijau bagi warga Jakarta dan pelintas.
Taman ini berdiri di atas lahan seluas 30 hektar dengan koleksi 30 spesies tanaman. Taman Menteng juga memiliki beragam fasilitas pendukung seperti taman bermain untuk anak-anak serta lapangan futsal dan basket. Taman ini dilengkapi dengan 44 sumur resapan untuk membantu penyerapan air hujan ke dalam tanah.
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Disebut juga sebagai Gedung Munasprok sebagai akronim dari Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Gedung Munasprok mulanya merupakan kediaman British Consul General. Saat Hindia Belanda jatuh ke tangan Jepang, gedung tersebut beralih menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkatan Darat.
Menjelang kemerdekaan Indonesia, di gedung berarsitektur Eropa itulah naskah proklamasi kemerdekaan disusun. Munasprok memiliki luas tanah 3.914 meter persegi dan luas bangunan 1.138 meter, dibangun pada 1920 bergaya arsitektur Eropa. Di dalam gedung tersebut terdapat ruangan, mebel kuno, dan diorama yang menggambarkan suasana serupa peristiwa perumusan naskah proklamasi.
Pasar Barang Antik Jalan Surabaya
Nama Jalan Surabaya, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, tak asing lagi bagi kolektor benda antik. Sejak 1970-an pasar barang antic ini sudah eksis. Di masa jayanya, wisatawan mancanegara kerap mampir di Jalan Surabaya untuk membeli barang antik. Jangan lupa, toko-toko di wilayah itu menjual beragam piringan hitam dari musisi legendaris multigenre.
Seorang pedagang melintas di kawasan pasar barang antik Jl. Surabaya, Jakarta, (28/08). Sekitar tahun 1960, Jl. Surabaya terkenal dengan koleksi barang-barang antik seperti porcelen antik, piringan hitam, patung, guci, jam, hingga lampu-lampu antik. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Taman Suropati
Taman ini cukup populer karena lokasinya strategis, di Jalan Diponegoro, Menteng. Nama Taman Suropati diambil dari nama pahlawan nasional Untung Suropati. Taman yang sudah ada sejak zaman Belanda ini kerap dijadikan warga untuk bersantai.
Setiap sore taman ini riuh dengan musisi yang berlatih, masyarakat yang jogging, hingga warga yang bersantai menikmati suasana yang asri. Pengunjung juga bisa memberi makan merpati, atau bersantai dengan jajanan jalanan. Menjelang malam, penjaja es krim, bakso, mie ayam, dan berbagai makanan ringan memadati titik tertentu di taman ini.
Resto Lara Djonggrang menyajikan kuliner di tengah ruang eksotik dengan perabot bernilai sejarah. Foto: @lara_djonggrang
Restoran Lara Djonggrang
Restoran Lara Djonggrang didirikan pada 12 Agustus 2005. Sebagai bagian grup Hotel Tugu, Restoran Lara Djonggrang menyajikan hidangan nusantara dan kuliner pecinan yang eksotis. Daya tarik lainnya, bukan hanya kulinernya, namun juga koleksi perabotan bersejarah dari berbagai zaman dan negara. Para tamu juga bisa belajar tentang sejarah dari cerita legenda Roro Jonggrang yang terdapat di sekeliling ruangan restoran.
Restoran Lara Djonggrang terbagi ke dalam beberapa ruangan: ruang Soekarno, ruang China dan ruang utama Lara Djonggrang. Di ruang Soekarno ini kamu bisa menikmati potret sejarah dari pemerintahan Presiden Soekarno. Di ruang China akan dipenuhi dengan ornamen-ornamen khas negeri Tirai Bambu tersebut. Sementara di ruang Lara Djonggrang terdapat patung dari Lara Djonggrang dan beberapa arca Candi Prambanan.
Taman Setu Lembang Menteng
Taman ikonik satu ini sama pentingnya dengan Taman Suropati. Namun yang membuat taman ini kian indah, karena keberadaan danau mini atau setu di tengahnya. Taman Situ Lembang menjadi pilihan bagi warga Menteng atau para pelintas, untuk menikmati kesegaran udara di tengah macetnya Jakarta. Koleksi tanaman bunga di Taman Lembang dirawat dan ditata dengan rapi, dan pengunjung diperbolehkan memancing di danau tersebut.