Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Ditemukan Tumbuh Secara Unik, Satu Rafflesia arnoldii di Bengkulu

Satu bunga langka Rafflesia arnoldii dikethaui mekar sempurna di hutan belukar dekat kebun kopi warga Desa Manau IX di Kabupaten Kaur,

22 Desember 2017 | 13.12 WIB

Dua orang pengunjung melihat bunga Rafflesia Arnoldi yang menjadi kebanggaan masyarakat Bengkulu di hutan Bukit Daun Register V desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, (04/12). Wisatawan dan masyrakat Bengkulu ramai menyaksikan bunga raksasa tersebut mekar. TEMPO/Iqbal lubis
Perbesar
Dua orang pengunjung melihat bunga Rafflesia Arnoldi yang menjadi kebanggaan masyarakat Bengkulu di hutan Bukit Daun Register V desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, (04/12). Wisatawan dan masyrakat Bengkulu ramai menyaksikan bunga raksasa tersebut mekar. TEMPO/Iqbal lubis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Bengklulu - Satu bunga langka Rafflesia arnoldii dikethaui mekar sempurna di hutan belukar dekat kebun kopi warga Desa Manau IX di Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Berbeda dengan raflesia lainnya, kali ini bunga itu tumbuh menggantung di atas permukaan tanah.

"Posisi bunga mekar menggantung di atas batang inang sekitar dua meter di atas tanah. Ini sangat unik," kata Nopriansyah, anggota komunitas peduli puspa langka Padang Guci, Kaur, saat dihubungi dari Bengkulu, Jumat, 22/12.

Ia mengatakan habitat bunga tersebut sudah dipetakan anggota komunitas dan rutin dipantau untuk perlindungan. "Karena bunga tumbuh di wilayah kebun karet dan kopi milik warga setempat."

Nopriansayah mengatakan mereka sudah mengupayakan agar habitat bunga Rafflesia di Kaur ini dijadikan areal lindung atau konservasi.

Bersama pemerintah daerah dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, komunitas peduli puspa langka sudah memetakan habitat Rafflesia di Kaur.

Kawasan hutan di sekitar Sungai Penangkulan dan beberapa belukar di areal kebun warga merupakan habitat Rafflesia arnoldii dan Rafflesia bengkuluensis. Anggota komunitas dan kelompok sadar wisata Desa Manau IX ingin habitat bunga langka itu sebagai tujuan ekowisata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berita lain:

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus