Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Karya ketiga Ernest Prakasa, Susah Sinyal, kembali mencetak box office. Hingga artikel ini ditulis, Susah Sinyal rata-rata mengumpulkan 100 ribu penonton per hari. Bagi Ernest, box office sebenarnya bukan hal baru. Karya pertamanya, Ngenest, meraih 786 ribu penonton. Cek Toko Sebelah lebih dahsyat lagi karena tembus 2,64 juta penonton. Ernest mengakui Susah Sinyal memiliki banyak beban.
Baca: Baru tayang 3 hari, Film Susah Sinyal Raup 300 Ribu Penonton
“Bebannya harus belajar hal baru. Selain itu, muncul pertanyaan akankah film ini diterima semudah Cek Toko Sebelah? Kalau saya bikin tema keluarga Tionghoa lagi, itu artinya mengulang hal sama. Saya tidak berkembang. Saya ambil challenge yang berat ini. Pertimbangan lain, kalau bikin tema tentang keluarga Tionghoa lagi, Susah Sinyal akan plek ketiplek dengan Cek Toko Sebelah. Orang mudah membandingkan,” ujarnya.
Kalau pun akhirnya ada penonton yang bilang lebih bagus Cek Toko Sebelah, Ernest legawa. Lagipula, Cek Toko Sebelah dan Susah Sinyal tidak bisa langsung dibandingkan mengingat keduanya berbeda, baik dari segi tema maupun konflik. Banyak yang bilang keputusan Ernest mengusung tema orang tua tunggal dalam Susah Sinyal berisiko. Mereka meragukan tema ini mudah mendulang penonton.
“Awalnya, produser saya, Chand Parwez Servia, bertanya, ‘Kamu yakin mau keluar dari tema keluarga Tionghoa ini?’ Waktu itu saya jawab, ‘Keluar total, sih, tidak. Saya tetap bermain dengan porsi peran pendukung, tapi jumlah adegan saya cukup banyak. Karakter yang saya mainkan masih berlatar keturunan Tionghoa’,” ucap Ernest Prakasa saat berkunjung ke kantor tabloidbintang.com, Jakarta, belum lama ini.
TABLOIDBINTANG.COM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini