Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Pura Mangkunegaan Solo akan memboyong jenazah Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemawardhani dari Jakarta ke Solo, pada penerbangan paling pagi, Rabu 11 November 2015. Sesepuh Pura Mangkunegaran itu, akan disemayamkan lebih dulu di Pura, sebelum dimakamkan di Astana Girilayu, Karang Anyar.
"Dibawa ke Solo melalui penerbangan paling pagi," kata Pengageng Mondropuro Mangkunegaran Supriyanto Waluyyo, Selasa 10 November 2015.
Malam ini, jenazah Gusti Noeroel dibawa dari kediamannya di Bandung menuju Jakarta, langsung ke Bandara Soekarno Hatta. Ini dilakukan karena Bandara Husein Kartanegara Bandung tidak melayani penerbangan jenazah.
Di Solo, malam ini sejumlah kerabat mulai bersiap menyambut kedatangan jenazah. Pengageng Mondropuro menyebut, akan ada upacara adat yang dilaksanakan sebelum pemakaman.
Gusti Noeroell merupakan putri dari Mangkunegara VII dengan Gusti Ratu Timoer, putri Sultan Hamengku Buwono VII. Dia dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.
"Beliau termasuk tokoh fenomenal lantaran pernah menari di hadapan Ratu Wilhelmina di Belanda," kata Supriyanto. Tarian tersebut dipersembahkan untuk sebagai kado pernikahan Putri Juliana.
Menariknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Noeroel. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging yang siarannya bisa ditangkap dengan jernih di Belanda.
AHMAD RAFIQ
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini