Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Museum Konferensi Asia-Afrika menggelar kegiatan jelajah malam bagi pengunjung pada Jumat, 27 April 2018. Kegiatan itu dilakukan dalam rangkaian acara peringatan 63 tahun pertemuan bangsa-bangsa kedua benua tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Tema jelajah malam museum KAA kali ini adalah ‘Beyond the Bandung Spirit’. Jadi pengunjung diajak meraih pesan perdamaian KAA di masa silam," ujar Kepala Museum KAA Meinarti Fauzie, di Bandung. Untuk bisa menikmati suasana museum malam hari, tidak semua orang bisa masuk. Jumlah pengunjung dibatasi hingga 300 orang saja. Mereka disaring melalui pendaftaran secara online dari Selasa sampai Kamis sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Di dalam museum, mereka dibimbing puluhan edukator. Pengunjung dapat belajar sejarah tercetusnya konferensi yang menjadi tonggak awal merdekanya bangsa-bangsa di Asia-Afrika setelah pertemuan di Bandung pada 1955.
"Mereka juga mengajak pengunjung membaca Dasasila Bandung di ruang utama supaya bisa merasakan kembali nilai-nilai kesetaraan, kerja sama, toleransi, dan hidup berdampingan," kata Meinarti.
Jelajah malam museum KAA ini bukan yang pertama kalinya dilakukan. Pada 2017, Museum KAA telah menggelar acara tersebut empat kali pada hari besar nasional. Namun, untuk tahun 2018, acara kali ini merupakan yang pertama kali.
Yang membedakan dengan tahun sebelumnya, kali ini pengunjung diajak ke balkon ruang utama Gedung Merdeka. Pada hari-hari biasa, balkon ini tidak boleh digunakan kecuali untuk acara besar. "Titik ini menjadi salah satu tempat terbaik untuk merasakan kemegahan arsitektur Gedung Merdeka. Di titik ini pula terdapat ruang perdana menteri sponsor KAA yang digunakan 63 tahun silam," kata Meinarti.
Salah satu pengunjung, Anarima Safitri, 20 tahun, mengaku baru pertama kali merasakan sensasi datang ke museum pada malam hari. "Rasanya ada aura-aura yang tidak bisa digambarkan kalau malam hari. Seolah-olah Konferensi KAA puluhan tahun lalu sedang berlangsung," ucapnya.
Ia berharap jelajah malam museum ini tidak hanya digelar saat perayaan memperingati KAA saja, tapi juga bisa rutin setiap sebulan sekali.
ANTARA