Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menkeu Sri Mulyani Indrawati (SMI), dan Gubenur BI Agus Martowardjojo baru saja mendaki Gunung Ijen, Banyuwangi, yang mempunyai fenomena blue fire (api biru), Sabtu, 3 Maret. Di puncak gunung, mereka membikin testimoni berbentuk video.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan aksi Luhut dan rombongan membuat pamor Gunung Ijen kian naik, sehingga meningkatkan pengenalan destinasi tersebut ke pasar nasional maupun internasional
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kawah Ijen memang kondang karena ada fenomena blue fire di perut kawahnya. Untuk dapat menikmati pemandangan di Ijen, berikut tip saat mengunjunginya agar mendapat panorama terbaik.
- Waktu kunjungan terbaik
Salah seorang pemandu wisata, Napian, mengatakan waktu terbaik untuk mengunjungi Ijen adalah setelah Desember. Karena padawaktu itu intensitas kabut di Kawah Ijen lebih rendah, sehingga birunya danau dan blue fire terlihat jelas tanpa terhalang kabut.
Namun, jika ingin berlama-lama dan puas menikmati kawah dengan suasana yang lebih tenang, disarankan memilih hari biasa pada Januari dan Februari agar bisa puas menikmati pemandangan. Jangan di pergantian tahun.
- Pemanasan sebelum pendakian
Jalur pendakian menuju kawah cukup ekstrem terutama bagi pengunjung yang jarang atau baru pertama kali mendaki. Sekitar 1,5 kilometer menuju kawah merupakan jalanan menanjak yang curam. Sebelum memulai pendakian, pengunjung disarankan melakukan sejumlah aktivitas pemanasan meregangkan otot. Jogging ringan juga bisa dilakukan sebelum menghadapi jalur pendakian yang tertutup pasir.
- Pendakian malam hari
Wisatawan menikmati keindahan Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu 6 September 2014. TEMPO/Subekti
Pengunjung disarankan untuk memulai pendakian pada pukul 22.00 agar perjalanan bisa lebih santai. Biasanya pendakian menuju Kawah Ijen diselesaikan dalam waktu dua hingga tiga jam. Jalur tersebut termasuk jalan menanjak sepanjang 3 kilometer dan sekitar 700 meter jalan menurun menuju dasar kawah.
Jalanan menurun menuju dasar kawah ini pun tak mudah dilewati. Jalur tersebut merupakan jalur yang dibuat para penambang belerang. Jalurnya dibuat menurun melalui pecahan batu acak yang menyerupai tangga.
Kondisi semakin sulit bila terdapat banyak pengunjung karena pengunjung harus antre dan tentunya membutuhkan waktu lebih panjang. Ketika menuruni jalur menuju perut kawah, pengunjung harus berbagi ruang dengan para penambang belerang yang mengangkut puluhan kilogram belerang.
- Naik taksi Ijen
Sejak 2015, terdapat jasa penyediaan gerobak bagi pengnjung yang tak kuat naik ke punca. Warga setempat menyebutnya “taksi” di Ijen. ‘Taksi’ Ijen merupakan gerobak beroda empat yang pada bagian depannya terdapat dua tali penarik.
Untuk setiap taksi biasanya ditarik satu atau dua orang. Khusus untuk penumpang yang memiliki bobot lebih besar, biasanya membutuhkan lebih banyak orang untuk menarik juga mendorong mencapai puncak kawah.
Tarif menggunakan jasa Taksi Ijen adalah Rp700 ribu per orang untuk perjalanan menuju dan meninggalkan kawah. Sementara, untuk satu perjalanan dibebankan biaya Rp300.000 hingga Rp400.000. Khusus untuk sekali perjalanan, Taksi Ijen bisa mengangkut hingga dua orang dengan biaya yang lebih murah.
Artikel lain: 4 Pantai Berbatu Bolong yang Hits untuk Swafoto