Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Prosesi pernikahan agung atau Dhaup Ageng yang digelar Pura Pakualaman Yogyakarta pekan ini diwarnai sejumlah aktivitas. Prosesi Dhaup Ageng ini merupakan pernikahan putra bungsu Raja Pura Pakualaman KGPAA Paku Alam X yakni BPH Kusumo Kuntonugroho dengan Laily Annisa Kusumastuti.
Gladi Bersih di Dhaup Ageng
Pada Senin, 8 Januari 2024 misalnya, dalam sejumlah prosesi yang digelar, turut dilangsungkan juga gladi bersih. Calon pengantin putra BPH Kusumo Kuntonugroho, calon pengantin putri Laily Annisa Kusumastuti serta kerabat Pura Pakualaman GPH Indro Kusumo selaku Cepeng Damel dan GPH Wijoyo Harimurti selaku kakak mempelai putra menggelar gladi bersih akad nikah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gladi bersih dimulai dari calon kedua mempelai dari Pura Pakualaman berjalan menuju Masjid Besar Pakualaman dengan diiringi dua bregada prajurit yaitu Lombok Abang dan Plangkir dan dihantarkan oleh para pangeran. Setelah akad nikah selesai, pengantin putri mendahului masuk ke Pura Pakualaman dari Masjid Besar disusul pengantin putra diiringi prajurit bregada.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pura Pakualaman telah memastikan tidak ada kirab pengantin dalam prosesi Dhaup Ageng yang puncaknya berlangsung 10-11 Januari 2024. "Untuk kirab memang tidak ada dalam tradisi Pakualaman, kecuali ada jumenengan atau penobatan seorang adipati," kata Ketua Bidang II Panitia Dhaup Ageng Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radyo Wisroyo Senin.
Tidak Ada Kirab Seperti di Keraton Yogyakarta
Radyo mengatakan dalam tradisi Dhaup Ageng di Pura Pakualaman, kirab ditiadakan karena pelaksanaannya dari awal sampai akhir hanya berlangsung di satu titik yakni Pura Pakualaman saja. "Berbeda dengan Dhaup Ageng di Keraton Yogyakarta (dulu), karena selain di Keraton Yogyakarta, resepsinya juga digelar di Kompleks Kepatihan, Malioboro," ujarnya.
Masyarakat sendiri bisa tetap menyaksikan rangkaian Dhaup Ageng mulai dari prosesi akad hingga resepsi pada 10 dan 11 Januari 2024 melalui sejumlah layar monitor. "Akan ada videotron yang rencananya dipasang di Alun-alun Sewandanan, di depan Pura Pakualaman," kata dia.
Pada Senin ini, puluhan orang yang tergabung dalam tim artistik Dhaup Ageng Pura Pakualaman tampak mulai menyiapkan dekorasi acara itu. Penataan dekorasi Dhaup Ageng melibatkan tim Mayasari atau perhimpunan profesional penggemar dan pembuat rangkaian bunga Nusantara yang sudah berdiri sejak 1967 di Yogyakarta.
"Untuk dekorasi ini ada 400-an papah janur muda dan 50-an lebih bambu, dan 70 gedebog (batang pohon pisang) untuk dirangkai menjadi penjor atau umbul-umbul," kata Ketua Koordinator Tim Artistik Dhaup Ageng Pura Pakualaman Sita Adisakti.
Bunga bunga yang digunakan paling banyak berupa melati, mawar putih dan merah. "Untuk umbul-umbul yang disiapkan total ada 52 yang satu jenis dan didesain khusus, dengan tinggi 7,5 meter," kata dia. Walhasil dengan dekorasi itu suasana di kawasan Pura Pakualaman bakal cukup berwarna saat puncak prosesi Dhaup Ageng digelar.
Sita menambahkan saat proses ijab kabul dan resepsi hari pertama pada Rabu 10 Januari nanti kedua mempelai akan memakai pakaian serba putih. Sementara di resepsi hari kedua atau 11 Januari kedua mempelai akan menggunakan pakaian dengan corak merah putih.