Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Kim Jong Un Tutup Destinasi Wisata Korea Utara yang Baru Dibuka untuk Turis Asing

Selama dibuka tiga pekan, beberapa wisatawan asing telah mengunjungi Rason melalui wilayah Cina yang berbatasan dengan desa di Korea Utara itu.

8 Maret 2025 | 03.37 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju Ae mengunjungi kawasan wisata pesisir Kalma yang baru dibangun di Wonsan, Korea Utara, 29 Desember 2024. Resor ini dibangun di atas area seluas 245 hektare dengan ribuan kamar hotel. Pembukaan resor tertunda dari rencana pada 2019. KCNA via REUTERS
Perbesar
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan putrinya Kim Ju Ae mengunjungi kawasan wisata pesisir Kalma yang baru dibangun di Wonsan, Korea Utara, 29 Desember 2024. Resor ini dibangun di atas area seluas 245 hektare dengan ribuan kamar hotel. Pembukaan resor tertunda dari rencana pada 2019. KCNA via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rason, sebuah desa yang jadi destinasi di Korea Utara, ditutup untuk kunjungan wisatawan internasional. Kota ini baru dibuka untuk turis dari negara-negara Barat tiga minggu lalu. Penutupan ini dilakukan atas instruksi Kim Jong Un, pemimpin negara tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bulan lalu, wisatawan yang senang wisata menantang mendapat penawaran ke Rason, sebuah kota yang dekat dengan perbatasan Cina. Kunjungan wisata ini ditawarkan agen perjalanan Barat yang memiliki mitra di Republik Rakyat Demokratik Korea atau DPRK.Hanya beberapa minggu kemudian, agen perjalanan yang sama mengumumkan penangguhan tur Rason di media sosial.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Oh tidak! Baru saja menerima berita dari mitra Korea kami bahwa Rason ditutup untuk semua orang. Kami akan terus memberi tahu Anda,” tulis KTG Travels, yang berbasis di Spanyol, dalam unggahan di Facebook.

Koordinator tur Rayco Vega menjelaskan bahwa pemberitahuan ini disampaikan mendadak. “Kami tidak tahu alasannya atau berapa lama ini akan berlangsung," kata dia, seperti dilansir dari Mirror

Agen Perjalanan Cari Kejelasan

Agen perjalanan di Beijing, Cina, Young Pioneer Tours, juga membagikan unggahan serupa. Mereka mengatakan telah menerima pemberitahuan dari mitra di DPRK bahwa tur ke Rason saat ini dihentikan sementara. Mereka langsung mencari penjelasan sampai kapan penutupan berlangsung. "Kami menyarankan agar mereka yang merencanakan tur pada bulan April dan Mei menahan diri untuk tidak memesan tiket pesawat hingga kami memiliki informasi lebih lanjut," kata agen perjalanan itu. 

Agen pariwisata lain, Koryo Tours, yang telah terlanjur menawarkan perjalanan lima hari ke lokasi ini, juag membuat pengumuman. "Ada berita bahwa perbatasan Rason mungkin ditutup sementara untuk pariwisata. Saat ini kami sedang berupaya untuk mengonfirmasi dan memahami situasi dengan mitra kami dan akan mengumumkan informasi terbaru lebih lanjut sesegera mungkin.”

Koryo Tours merupakan agen perjalanan yang pertama kali membawa wisatawan, selain warga Rusia, ke negara tersebut dalam lima tahun. Saat itu, manajer perusahaan Simon Cockerell bahwa Korea Utara ditutup untuk kunjungan asing sejak Januari 2020. "Kami senang akhirnya menemukan celah di wilayah Rason, di ujung utara Korea Utara," kata dia saat itu. 

Pengalaman di Rason 

Selama dibuka tiga pekan, beberapa wisatawan asing telah mengunjungi Rason melalui wilayah Cina yang berbatasan langsung dengan desa itu. Salah satu turis itu adalah Luca, seorang konten kreator berusia 23 tahun. Ia berbagi pengalamannya menjadi wisatawan di sana. 

Ia mengatakan bahwa untuk memasuki wilayah negara itu, pelancong mendapatkan kertas dengan materai, lalu melewati beberapa pos pemeriksaan. "Jadi [di satu tempat, misalnya] Anda harus mendisinfeksi semua tas Anda, dan mereka memeriksa suhu tubuh Anda... Tetapi hanya ketika Anda memiliki sekitar lima atau enam materai, Anda benar-benar berada di negara tersebut."

Korea Utara menutup perbatasannya untuk turis pada 2020 karena meningkatnya kasus Covid-19, tetapi sejak itu negara tersebut telah berupaya meningkatkan layanan kesehatan mereka. "Itu adalah salah satu hal yang ingin dilihat orang Korea Utara, terutama sejak mereka berupaya meningkatkan sistem layanan kesehatan dan membangun apotek baru," jelas Luca. "Di apotek, Anda bertemu banyak penduduk setempat yang hanya berbelanja barang yang mereka butuhkan."

Luca juga menceritakan bagaimana warga Korea Utara begitu menghormati pemimpin mereka. Di seluruh negeri, poster propaganda dan patung perunggu para pemimpin tertinggi negara itu tersebar di mana-mana. Sebagai turis di negara tersebut, orang-orang menghormati aturan dan menghormati para pemimpin.

Luca juga harus mengunjungi patung perunggu Kim Jong Un dan meletakkan buket bunga di kakinya, sebelum membungkuk dan mundur untuk mengizinkan wisatawan lain dalam kelompoknya melakukan hal yang sama. "Jika Anda tidak membeli bunga, Anda tidak bisa pergi," katanya.

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan menjadi anggota redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus