Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Kisah Shahnaz Haque di Hari-hari Terakhir Ramadhan KH: Obat Tidur Vs Cekikikan

Shahnaz Haque menceritakan apa saja yang dia lakukan bersama ayah mertuanya, Ramadhan KH selama delapan hari di Cape Town, Afrika Selatan.

1 Maret 2021 | 15.55 WIB

Shahnaz Haque. Instagram.com/@shahnaz.haque
Perbesar
Shahnaz Haque. Instagram.com/@shahnaz.haque

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Shahnaz Haque menceritakan bagaimana hari-hari terakhir bapak mertuanya yang juga seorang budayawan Ramadhan KH. Ayah dari Gilang Ramadhan ini meninggal di Cape Town, Afrika Selatan, pada 16 Maret 2006, dalam usia 79 tahun, karena kanker prostat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bicara tentang kanker, Shahnaz adalah seorang penyintas kanker. Dia pernah mengidap kanker ovarium di usia 26 tahun pada 1998. Perempuan 48 tahun ini bahkan bisa dibilang 'akrab' dengan segala sesuatu tentang kanker. Ibu dan neneknya meninggal karena kanker.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dua orang yang saya cintai terlambat mendapatkan penanganan maksimal," kata Shahnaz dalam diskusi daring Nutrican pada Kamis, 25 Februari 2021. "Buat saya, kanker itu seperti hadiah dari Tuhan."

Ketika mengetahui Ramadhan KH terkena kanker prostat, Shahnaz Haque yang punya pengalaman melawan kanker ingin segera menyusulnya ke Cape Town, Afrika Selatan. Sayangnya saat itu dia sebentar lagi melahirkan anak ketiga, yakni
Mieke Namira Haque Ramadhan.

Setelah Minke berusia dua bulan, Shahnaz Haque nekat membawa bayinya menemui sang kakek yang sedang sakit. Sampai di sana, Shahnaz terkejut melihat kondisi Ramadhan KH yang sudah sangat kurus. "Berat badannya turun sekitar 25 sampai 30 kilogram," katanya.

Raden Ramadhan Karta Hadimadja tak nafsu makan. Sehari-hari dokter membangunkannya untuk menyuntikkan obat tidur sehingga dia tak merasakan sakit. "Rasanya sudah terlalu sakit," ucap Shahnaz. Saat itu Ramadhan KH berada di Cape Town mendampingi istri keduanya, Salfrida Nasution yang seorang diplomat.

Shahnaz Haque memahami bagaimana kondisi fisik dan psikis ayah mertuanya. Sulit tidur, tak nafsu makan, emosi berantakan, tak bisa tertawa, tak tahu lagi mau apa. "Selama delapan hari saya berusaha memberikan surga kepada ayah," katanya seraya menyampaikan pengetahuan mana batas antara keajaiban dengan kenyataan karena pernah mengidap kanker.

Kepada Ramadhan KH, Shahnaz menunjukkan putrinya yang masih bayi. Shahnaz Haque berusaha membuat ayah mertuanya bahagia. Kalau sebelumnya apa-apa serba tidak boleh, Shahnaz justru bertanya apa yang diinginkan oleh Ramadhan KH. "Mau soda," kata Shahnaz menirukan ucapan Ramadhan KH. "Kasih soda, terus cekikikan."

Dalam delapan hari itu, Shahnaz Haque menikmati hari-hari bersama Ramadhan KH tanpa obat tidur atau morfin yang disuntikkan oleh dokter. "Kami cekikikan ketimbang dari morfin ke morfin. Karena saya tahu itu blessing waktu yang bisa saya lakukan," ucapnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus