Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidak hanya Eurico Guterres, Ishadi Soetopo Kartosapoetro juga menerima tanda jasa dari Presiden Jokowi. Pria yang akrab disapa Ishadi SK ini merupakan seorang wartawan senior yang sekarang menjabat sebagai komisaris Transmedia.
Ia menerima bintang tanda jasa karena dikenal all out dalam mendorong inovasi dan pembaruan model penyiaran di stasiun televisi di Indonesia. Ishadi juga menjadi tokoh yang dikenal akan kepakarannya tentang dunia pertelevisian di Indonesia.
Pria kelahiran 30 April 1943 ini dulunya merupakan seorang reporter di stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada tahun 1967. Setelah 20 tahun bekerja di stasiun televisi tersebut, tepatnya pada 1987, ia menduduki jabatan sebagai Direktur TVRI hingga 1992.
Ishadi terkenal dengan berbagai dobrakan-dobrakannya bagi pertelevisian di Indonesia. Ia juga mengangkat citra TVRI melalui program-program acara seni, budaya, dan film dan menjadi program andalan untuk stasiun televisi tersebut. Dobrakannya untuk pertelivisian Indonesia tidak hanya berhenti disitu saja, ia juga melunturkan kesan "sekadar kanal pemberitaan pemerintah" yang lekat dengan TVRI.
Hal ini ia tuang dalam bukunya Media & Kekuasaan: Televisi di Hari-hari Akhir Presiden Soeharto. Buku ini didasari atas perlawanan setiap jurnalis televisi terhadap kekuasaan Soeharto. Salah satu perlawanan yang digunakan yaitu dengan meningkatkan intensitas siaran aksi mahasiswa yang menentang rezim Orde Baru selama 32 tahun.
Berdasarkan laporan majalah Tempo 2014, pada era apa pun, jurnalis televisi tidak menikmati kemerdekaan penuh. Pada zaman Orde Baru, state regulations memperkuat hegemoni penguasa. Sementara di era reformasi, kekuatan market regulations membuat para wartawan tunduk kepada hukum pasar. “Jurnalis harus terus-menerus meningkatkan visi dan pengetahuannya agar dapat memperkuat posisinya melawan tekanan pasar,” tulis Ishadi dalam buku tersebut.
Buku karya Ishadi SK ini berasal dari disertasinya untuk program S-3 Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia. Disertasi ini juga terinspirasi dari Edward Jay Epstein yang menulis aktivitas penyiaran berita tiga stasiun televisi di Amerika Serikat (NBC, CBS, dan ABC) untuk disertasinya di Harvard University.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Ishad: Megawati Perlu Juru Bicara untuk Menghadapi Pers
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini