Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa orang mungkin masih menganggap remeh ajang kontes kecantikan. Ajang yang biasa dikenal dengan sebutan “Miss Universe” atau sebutan lainnya tergantung skala regionalnya ternyata pernah menghasilkan kontestan yang berkontribusi terhadap dinamika ekonomi-politik dunia. Ini dia beberapa namanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Paulina Vega (Miss Universe 2014)
Dilansir dari laman Time, Paulina Vega asal Kolombia telah menerima undangan oleh Farc (Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia) untuk berpartisipasi dalam pembicaraan antara organisasi gerilya dan pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Pastikan bahwa kami bersedia untuk mengatasi kekhawatiran Anda dan menganggap pandangan Anda sebagai kontribusi yang berharga untuk perdamaian," kata Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia-Tentara Rakyat (FARC). "Kami sedang menunggu konfirmasi dan kontribusi Anda."
FARC yang merupakan kelompok kiri Kolombia, telah melakukan pertempuran gerilya bersenjata melawan otoritas Kolombia selama lebih dari 50 tahun dalam konflik yang telah menewaskan lebih dari 200.000 orang. Pada 2012, para pemimpin kelompok memulai negosiasi untuk menyelesaikan konflik dalam pertemuan puncak yang masih berlangsung di Havana.
Arual Longar (Miss World South Sudan 2017)
Dikutip dari laman The Christian Science Monitor, Arual Longar adalah pemenang kompetisi Miss World South Sudan 2017. Longar sendiri tumbuh dan besar di kamp pengungsian.
Di tengah konflik etnis dan bencana kelaparan yang telah terjadi dalam lima tahun perang saudara, kontes Miss World memang diadakan sebagai simbol harapan di negara tersebut.
Sebagai pemenang kompetisi tersebut, Longar meyakini bahwa peran perempuan terhadap perang saudara yang terjadi di negaranya sangatlah besar. "Sudan Selatan adalah tempat perang," katanya. "Tapi itu tidak bisa menghentikan kita untuk mencapai sesuatu."
Gul Panag (Miss India 1999)
Dilansir dari laman Hindustan Times, pasca-terpilih sebagai Miss India pada 1999, Panag menjalankan Colonel Shamsher Singh Foundation, sebuah organisasi non-pemerintahan yang bekerja pada berbagai masalah mulai dari kesetaraan gender hingga manajemen bencana.
Selain itu, Panag juga berkontribusi dalam konteks politik, memperebutkan pemilihan kursi Chandigarh Lok Sabha dari partai Partai Aam Aadmi pada 2014. Dalam pemilihan tersebut, ia finis di posisi tiga. Meskipun kariernya di politiknya tidak terbukti berhasil, kehadiran Panag membawa lembaran baru peran perempuan dalam politik di India.