Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran yang terjadi di Australia sejak September 2019 dan berakhir pada Februari 2020, merontokkan pariwisata Australia. Lalu datanglah wabah virus corona yang membuat pariwisata kian lesu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dampaknya kian terasa, pasalnya, Australia sangat bergantung pada pariwisata domestik yang sudah lesu sejak kebakaran terjadi. Kedatangan wisatawan internasional turun 60 persen, lalu menurun lagi hingga 25 persen pada Februari, menurut data terbaru Tourism Australia Research.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menteri Pariwisata Australia Simon Birmingham memperingatkan data kuartal Juni kemungkinan lebih buruk lagi. Hal tersebut ia katakan pada Finacial Review pada 7 Juli 2020.
Pemerintah Australia menutup perbatasan negara itu pada 20 Maret, tetapi pengeluaran wisatawan - baik internasional maupun domestik - mulai menurun sejak Januari karena dampak kebakaran hutan.
Pengeluaran wisatawan mancanegara turun 27 persen atau US$3,9 miliar selama kuartal Maret, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019. Dan kuartal Maret juga menjadi titik mula penyebaran wabah di benua kanguru itu.
Hingga Maret 2020, turis untuk keperluan pendidikan dan siswa internasional turun secara signifikan, dengan pengeluaran turun 15 persen menjadi US$3,6 miliar, sementara pasar bisnis internasional juga sangat terpengaruh, kehilangan 15 persen dari pengeluaran pengunjung internasional tahunannya.
Gambaran domestik tidak jauh lebih baik, dengan aktivitas wisatawan lokal Australia turun 39 persen, diimbangi dengan pengurangan pengeluaran sebesar 41 persen atau US$2,6 miliar.
Senator Birmingham untuk liburan di dalam negeri dan tak melakukan perjalanan ke luar negeri. Pasalnya, pariwisata dunia diperkirakan baru normal pada awal hingga pertengahan 2021.
"Warga Australia yang berlibur di halaman belakang rumah mereka sendiri tahun ini akan sangat penting untuk membantu industri pariwisata kami bangkit kembali, dengan data triwulanan baru yang mengungkapkan dampak krisis kebakaran hutan dan dimulainya pandemi COVID-19 pada kunjungan internasional dan domestik," Kata Senator Birmingham.
Mengenai apakah wisatawan domestik dapat menutup kerugian bisnis pariwisata dalam negeri, sangat diragukan. Warga Australia khawatir, pergerakan mereka berisiko dengan kesehatan.
Risiko ini kian meningkat dengan adanya wabah gelombang kedua di negara bagian Victoria. Negara bagian itu saat ini dikunci selama enam minggu. Qantas bahkan menarik kembali penerbangan sejalan dengan peraturan pemerintah, memotong penerbangan harian antara Sydney dan Melbourne dari lima menjadi dua penerbangan untuk perjalanan penting.
Fasilitas tes Covid-19 drive-through saat negara bagian Victoria mengalami lonjakan kasus wabah virus corona, di Melbourne, Australia, 25 Juni 2020. [AAP / Daniel Pockett via REUTERS]
Pada tahun 2019, wisatawan internasional menghabiskan sekitar US$45 miliar di Australia, sementara wisatawan Australia menghabiskan US$107 miliar di dalam negeri. Dan orang Australia menghabiskan US$65 miliar untuk pelesiran ke mancanegara.
Dari angka-angka itu, menggerakkan bisnis pariwisata di Australia pada 2020 masih dalam ketidakpastian.