Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Patung Kepala Kuda Ini Kembali ke Museum Cina Setelah 160 Tahun

Patung kepala kuda itu sempat hilang akibat perang Candu kedua pada 1856.

9 Desember 2020 | 13.18 WIB

Patung kepala kuda perunggu yang dijarah dari Yuanmingyuan dipajang di Paviliun Wenshu Kuil Zhengjue di Yuanmingyuan, Beijing, ibu kota Tiongkok, 1 Desember 2020. (Xinhua / Li He)
Perbesar
Patung kepala kuda perunggu yang dijarah dari Yuanmingyuan dipajang di Paviliun Wenshu Kuil Zhengjue di Yuanmingyuan, Beijing, ibu kota Tiongkok, 1 Desember 2020. (Xinhua / Li He)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah raib selama 160 tahun, sebuah patung kepala kuda yang terbuat dari perunggu akhirnya kembali ke Museum Istana Kuno Musim Panas atau Yuanming Yuan di Beijing, Cina.

Patung kepala kuda yang dicuri oleh pasukan Inggris dan Prancis 160 tahun yang lalu itu pun menjadi peninggalan budaya Cina yang pertama kembali dari luar negeri.

Tentu saja kembalinya patung tersebut mendapatkan sambutan hangat dari warganet Cina. Tanda pagar "kembalinya patung kuda ke Yuanmingyuan" di Weibo dilihat sampai 250 juta kali.

Tahun ini merupakan peringatan 160 tahun penjarahan besar-besaran dan perusakan Yuanming Yuan yang bersebelahan dengan kompleks Tsinghua University di Distrik Haidian itu.

Kepala Badan Warisan Budaya Nasional China (NCHA) Liu Yuzhu mencatat keberhasilan pengembalian peninggalan bersejarah tersebut berkaitan erat dengan kerja keras pemerintah Cina dan para mitranya dari Hong Kong dan Makau.

Pada 13 November 2019, taipan kasino dari Makau mendiang Stanley Ho mendonasikan koleksinya senilai 69,1 juta dolar HK (Rp 126,2 miliar) ke Museum Nasional Kota Terlarang di Beijing yang dia beli dari lelang pada September 2007.

Warganet Cina sangat berharap peninggalan budaya Cina lainnya yang berada di luar negeri segera dipulangkan.

Wakil Direktur Yuanming Yuan, Li Xiangyang mengatakan bahwa sebagian besar peninggalan yang hilang dari museumnya akibat Perang Candu Kedua (1856-1860) tersimpan rapi di Inggris dan Prancis. Sayangnya beberapa peninggalan lain di istana tersebut tidak diketahui jumlahnya karena arsipnya turut hilang.

Sementara jika melihat bangunan Kota Terlarang, ada sekitar 800 ribu hingga 1 juta item benda peninggalan yang hilang. Sampai saat ini, di situs tersebut baru ada 2.000 prasasti dan batu bata, kata pakar sejarah Liu Yang. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus