Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Soroti Anggota TNI AU Injak Kepala, Arie Kriting: Ajarkan Prajurit Cara Mencinta

Menurut Arie Kriting, harus ada perubahan untuk mengakhiri kekerasan yang kerap terjadi di Papua..

28 Juli 2021 | 14.43 WIB

Komedian Arie Kriting saat ditemui saat pemutaran perdana film Bumi Itu Bulat di XXI Epicentrum Cinema, Jakarta, 02 April 2019. Film Bumi Itu Bulat merupakan karya dari Robert Ronny bersama inisiator Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Christine Hakum, Arie Kriting dan Jenahara Nasution. TEMPO/Nurdiansah
Perbesar
Komedian Arie Kriting saat ditemui saat pemutaran perdana film Bumi Itu Bulat di XXI Epicentrum Cinema, Jakarta, 02 April 2019. Film Bumi Itu Bulat merupakan karya dari Robert Ronny bersama inisiator Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Christine Hakum, Arie Kriting dan Jenahara Nasution. TEMPO/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Komika dan aktor film, Arie Kriting ikut menyoroti aksi menginjak kepala warga disabilitas Papua oleh dua anggota TNI AU terhadap seorang warga penyandang difabel. Ia meminta lingkaran kekerasan di Papua harus diputus. "Hari ini menjadi korban, besok menjadi pelaku," tulisnya di akun Instagramnya, Rabu, 28 Juli 2021. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, warga penyandang disabilitas sensorik pendengaran (Tuli/Rungu) di Merauke, Papua terlibat perseteruan dengan pria lain di video itu. Kemudian dua anggota TNI AU datang, memiting tangan korban, dan mendorong keluar dari warung ke pinggir jalan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota TNI AU yang memiting tangan lalu menelungkup korban di atas trotoar. Sedangkan rekannya menginjak kepala korban. Korban hanya terdengar mengerang tanpa melakukan perlawanan. Kini, seperti yang dikatakan pihak TNI AU, kedua anggotanya sudah ditahan dan dalam pengawasan Komandan Lanud J.A Dimara Merauke. 

Menurut Arie, harus ada perubahan untuk mengakhiri kekerasan yang kerap terjadi di Papua. "Hukuman dijatuhkan tetapi luka tidak pernah benar-benar sembuh. Lalu timbul saling curiga, hadir perasaan saling tidak suka," tulisnya. 

Ilustrasi penganiayaan. siascarr.com

Komika asal Papua ini menuturkan, kelompok kritis pendukung HAM diminta untuk tidak memperkeruh suasana tapi keadaan tidak pernah menjadi jernih. Suami Indah Permasari ini mengatakan, harus ada perubahan besar agar cinta tubuh di hati semuanya. 

"Rakyat bukan lawan, rakyat itu kawan. Prajurit bukan bahaya untuk rakyat, prajurit itu pelindung rakyat," tulisnya. Harmoni itu tidak akan pernah sampai, jika terus saling curiga. "Hukuman silakan dijatuhkan, tapi rasa cinta tolong diajarkan. Agar cerita yang sama tidak terus berulang." 

Di Twitter, Arie mencuitkan, sekian lama aksi kekerasan itu selalu diambangkan dengan pernyataan pelaku sudah dijatuhi hukuman, pihak lain jangan memperkeruh suasana. "Memang sebaiknya kita jangan perkeruh suasana, tapi kalau bisa harus ada upaya untuk menjernihkan suasana. Utamanya upaya untuk mencegah hal yang sama terulang kembali," cuitnya, satu jam lalu. 

Selebritas lain mendukung sikap Arie Kriting. Ernest Prakasa mengunggah ulang unggahan sahabatnya itu di Instagram Storynya. Musisi Barry Likumahuwa turut menuliskan komentar. "Diucapkan dengan tepat. Rasa CINTA tolong diajarkan". Arie Kriting pun menegaskan, "pada musuh ajarkan prajurit angkat senjata, pada rakyat ajarkan prajuritnya cara mencinta." 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus