Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin beberapa orang tua akan mengalami kesulitan ketika mengajak anak mereka makan. Ada anak yang ogah makan sayur dan ikan, ada pula yang tidak mau makan buah. Padahal kita tahu betapa penting makanan itu demi kesehatan anak. Presenter Shahnaz Haque pun memiliki tips agar bisa merayu anak agar mau makan.
Ia mengatakan, penting bagi orang tua untuk memahami kondisi anak. Apakah gaya belajar anak cenderung visual, auditori, atau kinestetik. "Penting bagi orang tua mengetahui gaya anak sehingga tahu pendekatan yang tepat," kata Shahnaz Haque dalam acara kegiatan Bincang Media "Catatan di Hari Sumpah Pemuda: Media Bisa Akhiri Kelaparan Balita' pada 28 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Shahnaz cara merayu anak yang suka belajar melalui visual, ada baiknya makanan disajikan dengan tampilan menarik. Para orang tua bisa menghias makanan dengan berbagai bentuk, warna atau hiasan lainnya. "Kan ada makanan yang bentuknya angka, pasti anak suka," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk anak yang belajar secara kinestetik, Shahnaz mengatakan penting agar orang tua membiarkan anak mencobanya dulu. "Suruh anak cicipin dulu saja, nanti makanan akan masuk memorinya saat merasakannya," kata Shahnaz.
Lalu untuk anak yang belajar secara auditori, penting bagi orang tua untuk membuat makanan bergizi yang ada bunyinya. "Coba kasih sayuran yang berbunyi kres-kres. Goda indra pendengarannya khususnya melalui telinga kanan," katanya.
Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin menambahkan ada satu cara lagi yang bisa membuat anak bisa makan makanan bergizi. "Coba beri makan anak saat dia lapar," kata Lenny.
Dari pengalamannya, Lenny sering memberikan makanan yang ogah dimakan buah hatinya saat si anak pulang sekolah. "Pas pulang sekolah, panas-panas, pasti haus dan lapar tuh. Bisa dikasih minum jus banyak-banyak. Saat lapar kasih makan sayur dan buah banyak-banyak," katanya.
Lenny mengatakan ketika anak lapar, kemungkinan besar ia tidak akan rewel terhadap makanan yang disediakan. Daripada memberikan makanan penuh kalori yang nilai gizinya sedikit, lebih baik langsung memberikan makanan penuh gizi saat dia membutuhkan makanan. "Biasanya anak saya suka sisa-sisa saat makan daun seledri. Tapi saat lapar, dia habiskan semua. Jadi timingnya harus pas," katanya.
Shahnaz mendukung pendapat Lenny. Menurut Shahnaz, menu apapun bisa menjadi menu paling lezat untuk buah hati saat anak sedang lapar. Sebaliknya, ketika anak kenyang, mereka mudah menolak berbagai makanan yang diberikan orang tua. "Biasanya anak susah makan itu karena dia merasa masih kenyang. Makanya dia negosiasi dengan orang tua," katanya.