Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Dalam menjalankan tugas di tempat kejadian, tidak jarang dijumpai aparat kepolisian membawa seekor anjing pelacak atau yang disebut sebagai K-9.
Anjing ini biasanya terlihat membantu dalam mengendus-endus jejak tersangka atau mencari barang bukti yang dibutuhkan oleh polisi. Lalu, apa sebenarnya tugas dari anjing pelacak ini?
Dalam dunia fauna, K-9 merupakan singkatan dari Canine yang bermakna anjing, serigala, atau anjing hutan, dijelaskan dalam policechiefmagazine.org.
Akan tetapi, anjing canine identik dengan anjing yang jenus sehingga K-9 dikenal sebagai anjing pelacak milik kepolisian.
Hampir sebagian besar aparat kepolisian di dunia memiliki satuan anjing pelacak yang kerap disebut Detasemen K-9. Setidaknya, anjing pelacak memiliki tiga tugas utama dalam membantu apparat kepolisian menegakkan hukum.
Penangkapan
Perilaku yang mencolok dari anjing pelacak adalah sifat curiganya, dilansir dari akc.org. Bukan tanpa alasan, anjing pelacak memang dilatih untuk menggigit sesuatu yang dianggap ‘tersangka berbahaya’ dan menyanderanya.
Jenis-jenis anjing pelacak, seperti Belgian Malinois atau German Shepherd dikenal karena kecerdasan dan kekuatan fisiknya. Bahkan sebelumnya, anjing-anjing ini sudah dipelihara oleh masyarakat, khususny pemilik ternak guna membantu menggembalakan dan melindungi ternaknya.
Deteksi
Anjing dikenal karena indera penciumannya yang tajam. Mengutip dari nationalpolicedogfoundation.org, anjing setidaknya memiliki 225 juta reseptor aroma di hidungnya.
Berikutnya : Kemampuan ini dimanfaatkan oleh aparat penegak hukum...
Kemampuan ini dimanfaatkan oleh aparat penegak hukum dalam memerangi kejahatan. Biasanya, anjing pelacak bertugas mendeteksi berbagai obat-obatan, bahan peledak, akselerator, dan bukti lainnya di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Pencarian dan Penyelamatan
Tugas kepolisian salah satunya adalah mencari korban yang hilang, baik diculik maupun tersesat.
Petugas kepolisian bersama anjing pelacak mencari korban tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru di Curah Koboan, Pronojiwo, Jawa Timur, Kamis 9 Desember 2021. Pencarian korban guguran awan panas Gunung Semeru difokuskan di sejumlah titik di antaranya Kajar Kuning, Sumber Wuluh, Curah Koboan dan Pronojiwo. ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Dikutip dar golawenforcement.com, dalam kasus pencarian dan penyelamatan di lokasi ledakan atau bencana alam, anjing dilatih untuk menemukan korban yang masih hidup atau yang sudah meninggal berupa mencari sisa-sisa tubuh manusia.
Anjing biasanya mengendus-endus di sekitar lokasi kejadian. Namun, tak jarang anjing pelacak bisa mencari jejak korban dalam jangkauan yang luas dalam waktu relatif singkat.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca : 38 Anjing Pelacak di Bandara Dubai Bisa Deteksi Penumpang Covid-19
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini