Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Hukuman Mati: Sebuah Angket

Hasil angket tempo tentang setuju dan tidaknya pelaksanaan hukuman mati. (hk)

16 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETUJUKAH Kusni Kasdut terhadap hukuman mati? "Saya ini orang kecil," seperti katanya dalam wawancara terakhir dengan TEMPO bulan lalu, "biarlah bapak-bapak ahli hukum yang menilai." Tapi tentu saja soal begini bukan cuma urusan ahli hukum. TEMPO dengan berpedoman begitu, mengedarkan angket di Jakarta, Medan, Denpasar, Padang, Surabaya, Madiun, Yogyakarta, Semarang dan Bandung. Pertanyaan dibuat sederhana. Yang ingin diketahui ialah sikap masyarakat tentang ancaman hukuman mati bagi tiga jenis kejahatan subversi, korupsi dan pembunuhan yang direncanakan. Angket tersebut dijawab oleh 353 orang dari berbagai kalangan. Tercatat responden dari berbagai profesi: ada anggota ABRI, wartawan, peragawati, tukang becak, jaksa, hakim, pengacara, seniman, dokter, dosen maupun pedagang. Hasilnya lumayan menarik. Misalnya 12% tidak setuju hukuman mati, 19% setuju dan 61% setuju untuk salah satu atau dua dari jenis kejahatan subversi, korupsi dan pembunuhan berencana. Selebihnya tidak memberi jawaban yang jelas. Ada juga yang takut menjawab. Alasan bisa sungguh cerdas. Seorang peragawati di Jakarta, misalnya, tidak setuju hukuman mati bagi suatu kejahatan subversi. Soalnya, katanya, "jarang ada penguasa yang betul-betul berhasil membina negara dengan baik." Ia setuju hukuman begitu dikenakan bagi pembunuh. Bagaimana dengan koruptor? Wah, "terlalu banyak yang mesti mati -- nanti negara kosong." Banyak yang setuju hukuman bagi kejahatan pembunuhan berencana dengan alasan "bunuh balas bunuh", "setimpal" dan "agar kejahatan tidak terulang dan masyarakat tenteram." Itu didukung kalangan mahasiswa. Dari 68 mahasiswa 72% setuju dan 23% tidak. Tapi seorang tukang beca tidak peduli: "Itu bukan urusan saya -- lebih penting urusan perut."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus