Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Inilah 40 Reka Adegan Pembunuhan Sopir Taksi Online oleh Anggota Densus 88

Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi pembunuhan sopir taksi online oleh Bripda Haris Sitanggang, anggota Densus 88.

16 Februari 2023 | 16.28 WIB

Anggota Densus 88 Antiteror Polri, Bripda Haris Sitanggang (HS) saat rekonstruksi kasus pembunuhan supir taksi online di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 16 Februari 2023. Haris merupakan tersangka pembunuh sopir taksi online yang ditemukan di dekat  Perumahan Bukit Cengkeh, Depok, pada Senin 23 Januari 2023 lalu. TEMPO/Subekti
Perbesar
Anggota Densus 88 Antiteror Polri, Bripda Haris Sitanggang (HS) saat rekonstruksi kasus pembunuhan supir taksi online di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 16 Februari 2023. Haris merupakan tersangka pembunuh sopir taksi online yang ditemukan di dekat Perumahan Bukit Cengkeh, Depok, pada Senin 23 Januari 2023 lalu. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bripda Haris Sitanggang, anggota Densus 88 yang melakukan pembunuhan terhadap Sony Rizal Taihitu, sopir taksi online menjalani 40 reka adegan rekonstruksi di Polda Metro Jaya, pada, Kamis, 16 Februari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kronologi sebelum kejadian pembunuhan.

Rabu, 18 Februari 2023

Adegan pertama, Bripda Haris Sitanggang memperagakan ketika dia dikabari oleh kakaknya dari Medan telah mentransfer uang sebanyak Rp 20 juta untuk uang muka pembelian mobil Terios seharga Rp 90 juta. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adegan ke-2, memeragakan Haris bermain judi online dengan uang itu. Akan tetapi, tidak memberitahu kepada kakaknya.

Adegan ke-3, pukul 21.00 WIB  kakak Bripda Haris kembali mengirimkan uang sebanyak Rp 70 juta untuk melunasi kekurangan pembelian mobil Terios.

Akan tetapi, uang itu digunakan seluruhnya untuk bermain judi hingga habis. 

Jumat, 20 Januari 2023

Adegan ke-4, memeragakan Bripda Haris Sitanggang menelepon keluarganya yang berada di Jambi. Dia akan pulang membawa mobil Terios kakaknya, padahal itu bohong.

Adegan ke-5, Haris berinisiatif untuk melakukan pencurian mobil dengan target taksi online. Ide mencuri, membawa mobil ke Jambi, menjualnya dan uang hasil penjualan akan diserahkan kepada kakaknya sebagai pengganti uang yang telah dihabiskan untuk berjudi.

Adegan ke-6, aksi pencurian itu sudah direncanakan secara matang dengan pembelian pisau untuk melancarkan aksinya dan membawa barang-barang pribadi untuk dibawa pulang ke Jambi :

A. Haris keluar dari kantor menuju Kelapa Dua mengendarai sepeda motor bernomor polisi B 3127 FZD.

B. Haris mampir dulu ke Bank BCA di Kelapa Dua untuk mengambil uang. Uang itu rencananya untuk pembelian senjata tajam.

C. Haris datang ke toko Tactical untuk membeli pisau.

Adegan ke-7, Haris pergi ke Terminal Kampung Rambutan untuk memarkirkan motornya.

Adegan ke-8, Dari Terminal Kampung Rambutan, Haris naik bus Transjakarta ke arah blok M sembari memantau situasi jalanan. Melihat sasaran taksi online yang bisa dia curi. Meski demikian, saat itu Haris hanya berkeliling dari halte ke halte dan kembali ke Terminal Kampung Rambutan. Saat itu Haris belum berani melakukannya. 

Sabtu, 21 Januari 2023

Adegan ke-9, pukul 06.00 WIB ketika Haris masih berada di terminal. Keluarganya menelepon untuk menanyakan sampai mana. Hingga saat itu Haris masih belum berterus terang dengan apa yang terjadi. Dia malah menjawab perjalannya ditunda karena mobil sedang bermasalah. 

Akhirnya Haris mematikan gawainya.

Adegan ke-10, masih berada di Terminal Rambutan. Haris mencoba mencari sasaran dengan menghampiri taksi online yang sedang mangkal. Kemudian, naik seolah-olah akan menggunakan jasanya. Namun, saat itu Haris belum berani melancarkan aksinya. Hal itu dilakukan sebanyak 3 kali. 

Minggu, 22 Februari 2023

Adegan 11, Haris kembali berkeliling Jakarta dengan naik transportasi umum bus Transjakarta.

Adegan ke-12, pada pukul 09.00 WIB, Haris turun ke Halte Uki, Cawang. Dia kembali melihat situasi mobil taksi online yang sedang mangkal di pinggir jalan hingga pukul 09.00 WIB. Tapi kembali tidak berhasil. 

Saat itu juga, Haris kembali dihubungi keluarga, ditanya sampai mana. Dia menjawab sudah sampai pelabuhan mau menyeberang.

Setelah itu, Haris kembali melakukan perjalanan naik transportasi umum bus Transjakarta ke arah Harmoni. Sempat salah jurusan, tapi kembali lagi ke Terminal Kampung Rambutan pukul 15.00 WIB dan melakukan pemantauan lagi di luar terminal.

Adegan ke-13, pada pukul 20.00 WIB Haris mandi dan makan di kantin terminal. Dilanjutkan pukul 22.00 WIB, Haris melakukan perjalanan lagi naik bus Transjakarta menuju Pluit, transit dari Halte Cawang. Setibanya di Pluit, Haris kembali melanjutkan perjalanan ke Halte Pinang Ranti. Sebelum tiba di Pinang Ranti, Haris berganti bus ke arah sebaliknya.

Senin 23 Januari 2023

Adegan ke-14, Haris memeragakan sekitar pukul 02.00 WIB ketika bus Transjakarta itu tiba di Halte Jembatan Besi, petugas membangunkannya.

Pukul 02.30 WIB, Haris naik bus lagi jurusan Pinang Ranti, akan tetapi dia turun di Semanggi. 

Setelah itu dari Halte Semanggi. Haris melihat 3 mobil yang terparkir dekat halte yang terletak di seberang Polda Metro Jaya. Sebanyak 3 mobil yang berjejer itu dengan urutan blue bird, Avanza merak milik korban dan mobil Sigra Hitam.

Niat buruk itu muncul, memilih mobil Avanza merah. 

Adegan ke-15, Haris menghampiri pengemudi Avanza merah dan menanyakan ‘Pak narik gak ?’. Kemudian, pengemudi Avanza merah (Sony Rizal Taihitu) menjawab ‘ke mana?’ . Haris meminta mengantarkan ke Depok, Bukit Cengkeh secara off line, tarifnya disesuaikan dengan aplikasi. 

Awalnya tarif sebesar Rp 93.000. Kemudian, ditawar Haris Rp 90.000. Akhirnya terjadilah kesepakatan.

Adegan ke-16, Haris naik ke mobil Avanza merah itu tepat di belakang sopir. 

Adegan ke-17, sesampainya di Bukit Cengkeh Haris meminta sopir berhenti dan beralasan karena tidak membawa uang tunai dia harus meminjam uang kepada temannya di kontrakan. 

Adegan ke-18, Haris keluar dari mobil berpura-pura meminjam uang kepada temannya. 

Adegan ke-19, Haris kembali masuk dan mengatakan tidak ada uang, akhirnya dia meminta Sony untuk mengantarkan ke ATM. 

Adegan ke-20, Dalam mobil itu Haris menghubungi kakaknya dengan niat meminta transfer untuk membayar taksi online. Akan tetapi, tidak ada jawaban. 

Adegan ke-21, Sesampainya di ATM. Haris berpura-pura mengambil uang.

Adegan ke-22, Haris kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan ke Bukit Cengkeh.

Adegan ke-23, setelah tiba di area Bukit Cengkeh

Adegan ke-24, Haria mengambil pisau yang dia persiapkan. Kemudian dia mengatakan ‘maaf pak sebenarnya saya tidak ada uang’. Sony bertanya apa maksudnya.

Adegan ke-25, Sony membalikkan badan ke arah Haris. Akan tetapi, Haris menodongkan pisau ke Sony dan bilang bahwa dirinya adalah anggota.

Adegan ke-26, Sony menanyakan kepada Haris apa maksudnya menodongkan pisau sambil marah dan berusaha mendorong tangan Haris.

Adegan ke-27, Haris menusukkan pisau ke arah Sony. Namun, dia tidak bisa memastikan bagian mana yang tertusuk. Akan tetapi, tusukan terakhir diketahuinya terkena kepala.

Adegan ke-28, Haris keluar dari mobil dengan maksud akan mengambil alih kemudi. Akan tetapi, ketika dia keluar. Sony mengunci mobil atau central lock. Haris mencoba membuka pintu satu persatu tapi tidak berhasil. 

Adegan ke-29, Haris lari ke arah perumahan. Namun, dia baru ingat kalau barang-barang pribadinya tertinggal dalam mobil. Kemudian, dia kembali lagi ke mobil meminta Sony untuk membukakan pintu, tapi tidak dibuka oleh Sony.

Adegan ke-30, ada warga perumahan yang membuka pintu rumahnya. Sontak Sony membunyikan klakson mobilnya berkali-kali hingga membuat Haris panik.

Adegan ke-31, Haris yang panik lari keluar dari perumahan Bukit Cengkeh hingga tiba ke Halte Mako Brimob.

Adegan ke-32, Sony yang terluka menjalankan mobilnya ke arah jalan Nusantara dan menyalakan klakson berkali-kali.

Adegan ke-33, saksi bernama Supriyanto dab R. A Zakaria menghampiri mobil korban yang membunyikan klakson minta tolong. Dilanjutkan Supriyanto menghubungi rekannya untuk membukakan portal. Sedangkan Zakaria menghubungi bapak RW dengan maksud agar menghubungi kepolisian. Saat kembali, Supriyanto telah melihat Sony berada di luar mobil tergeletak dengan bersimbah darah. 

Adegan ke-40, Di sisi lain Haris mendengar suara adzan. Kemudian dia ke masjid, lantaran masjid masih ramai orang-orang beribadah dia menunggunya hingga sepi. Setelah sepi, Haris masuk ke toilet dan berkaca, dia melihat cipratan darah di wajah dan jaket yang dia pakai. Dalam toilet masjid itu, Haris membersihkan darah Sony dari badannya.

Adegan ke-35, Haris keluar toilet lalu memakai sepatu dan melanjutkan perjalanan ke arah Macdonald dekat perempatan untuk menunggu angkot ke arah kampung Rambutan. 

Adegan ke-36, Haris naik angkot dan tiba di Terminal Kampung Rambutan. Dia masuk warung dan bercerita kepada pemilik warung kalau dia baru saja mengalami perampokan.

Adegan ke-37, Ibu warung yang iba memberikan makan dan uang Rp 20.000. Uang itu Haris gunakan untuk naik angkutan umum ke Bekasi Timur.

Adegan ke-38, Haris kemudian menumpang truk dan pick up beberapa kali.

Adegan ke-39, setibanya ke Puri Persada Cibarusah  (rumah Pamannya). Haris ditanya ke mana motornya dan dia minta jujur dengan apa yang terjadi. Akhirnya Haris jujur telah melakukan perampokan hingga penusukan terhadap sopir taksi online.

Adegan ke-40, pada pukul 16.30 WIB anggora Densus 88 Anti a teror Polri menjemput Harus dan membawanya ke Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus