Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Kasus Pembunuhan Suami Istri, Ini Kata Ketua Paguyuban Warga Giri Loka BSD

Pasangan suami istri itu menjadi korban pembunuhan bekas pekerja harian di rumah mereka pada Sabtu 13 Maret 2021.

19 Maret 2021 | 01.31 WIB

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Perbesar
Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Pembunuhan pasangan suami istri, Kurt Emil Nonnenmacher, 85 tahun, dan Naomi Simanungkalit, 53 tahun, sempat menggegerkan warga perumahan Giri Loka 2 blok A 3 BSD, Serpong, Tangsel. Pasangan suami istri itu menjadi korban pembunuhan bekas pekerja harian di rumah mereka pada Sabtu 13 Maret 2021. 

Paguyuban warga Giri Loka 1 dan 2 (Pawargi) mengatakan pasangan suami istri itu dikenal sebagai orang yang baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Suami istri ini ramah, guyub sama tetangga dan baik juga, belum lama ini korban sempat mengunjungi balai warga, kemudian kalau ada acara di lingkungan mereka hadir walaupun mereka sudah tua tetapi mereka aktif, sering ikut senam," kata ketua Pawargi Budi Warga, Kamis 18 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Budi, ia terakhir bertemu korban Naomi Simanungkalit sekitar satu bulan lalu di balai warga. "Kedua korban ini memang tinggal berdua saja di rumah itu di blok A nomor 3, tidak ada keluarga lain yang tinggal di rumah itu," ujarnya.

Pengerjaan perbaikan rumah mereka sudah berlangsung kurang lebih 11, namun belum terlihat selesai.

"Itu kalau tidak salah gonti-ganti pekerja, mungkin perlu banyak yang dibenerin, saya juga enggak tahu banyak ya karena saya tidak pernah masuk untuk urusin itu,"ungkapnya.

Baca juga: Begini Rekonstruksi Pembunuhan Pasangan Suami Istri di BSD

Untuk mencegah terulangnya kasus pembunuhan di kompleks perumahan di BSD itu, Budi akan bekerja sama dengan Polres Tangerang Selatan. Dari kejadian ini, Pawargi akan mengoreksi semua proses keamanan mulai dari tamu yang masuk, hingga jenis kendaraan yang masuk ke komplek dan jalan kaki. "Kemudian proses pengenalan wajah bagi yang akan masuk komplek, kalau pakai helm ya harus dibuka kalau perlu kita ada pengantaran di jam kritis, misalnya sudah melampaui pukul 21.00 tamu harus kita antar nanti itu kita perbaiki," tambahnya. 

MUHAMMAD KURNIANTO

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus