Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum peristiwa pembunuhan Murtiyaningsih alias Nana—perempuan yang disebut bekerja sebagai PSK online—terjadi, korban sempat curhat ke beberapa teman dekatnya. Salah satunya bernama Risa.
Pada Rabu, 19 September 2017, Risa menuturkan Nana mengeluhkan sifat tersangka Agustinus yang mulai mengekangnya. Selain sering mengekang korban, menurut Nana, Agustinus juga kerap cemburu kepadanya.
Baca: Pembunuhan PSK Online, Teman Murtiyaningsih Gelar Tahlilan di TKP
“Nana bilang sudah mulai bete sama Lee Min Ho (panggilan sayang Nana pada tersangka). Enggak boleh kerja yang pulang malam. Padahal Nana itu tulang punggung keluarganya. Anaknya sangat rajin bekerja,” ujarnya, di Kosan Istana Laguna, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Rabu, 27 September 2017. Risa menerangkan, Nana sehari-hari bekerja di tempat pijat pada jam 14.00-21.00.
Menurut penghuni Kosan Istana Laguna yang bernama Popy, Nana sudah sebulan belakangan tidak bekerja di tempat pijat tersebut. “Menurut saya karena si Lee Min Ho alias Agustinus itu,” katanya.
Korban mengatakan pada teman baiknya Pipit mereka sudah berpacaran selama dua bulan. “Dekatnya mungkin lebih dari dua bulan. Nana cerita sempat tolak cowok itu ketika diminta jadi pacar. Lama-lama kok dia jadian, aku juga enggak tau,” ucapnya yang sudah mengenal korban selama 2,5 tahun.
Pipit mengungkapkan, sejak awal mereka berpacaran, hampir setiap hari Agustinus datang mengunjungi korban dengan membawa makanan atau memberi uang untuk makan. “Pelaku mengaku ke polisi baru bertemu sebanyak tiga kali, itu bohong!” tuturnya.
Menurut Popy, perkenalan antara Nana dan Agustinus bermula dari aplikasi chatting. Namun sepengetahuan dia, Nana merupakan orang yang cukup hati-hati menggunakan media sosial “Nana pilih-pilih teman di media sosial. Dia lihat dulu profil orangnya. Kalau memang dia pelacur pasti yang penting dapat duit, enggak akan pilih-pilih begitu,” ucap perempuan yang sudah menganggap Nana sebagai adik.
Simak pula: Razia di Kos PSK Online Dibunuh: Camat Pergoki Sejoli di Kamar
Murtiyaningsih alias Nana ditemukan tak bernyawa di kamar kos nomor 309 lantai 3, Istana Laguna, Jalan Sosial, Tanjung Duren, Jakarta Barat, pada Kamis, 21 September 2017, sekitar pukul 16.00. Dari hasil visum Kepolisian Resor Jakarta Barat, korban dinyatakan meninggal karena saluran napasnya tertutup akibat dicekik. Ditemukan juga luka lebam di bagian pelipis kanan korban akibat pukulan benda tumpul.
Sekitar empat jam setelah menerima laporan dari warga, polisi menangkap tersangka yang bernama Agustinus pada pukul 21.00. Ketika diinterogasi polisi, Agustinus mengaku Nana merupakan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) yang menawarkan jasanya via online. Dia juga mengaku membunuh korban karena takut diteriaki akibat kurang membayar biaya booking-nya.
DWI FEBRINA FAJRIN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini