Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Korban Tragedi Kanjuruhan saat ini telah bertambah satu menjadi 134 orang. Korban tersebut bernama Revano, asal Sumberpucung, Kabupaten Malang. Ia dinyatakan meninggal pada pada Jumat pagi, 21 Oktober 2022.
Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Akmal Marhali mengonfirmasi adanya kabar tersebut. Korban meninghal setelah dirawat di Rumah Sakit Syaiful Anwar, Kota Malang.
"Benar (meninggal)," kata Akmal, Jumat 21 Oktober 2022.
Saat ini, Tempo masih mencari informasi lebih detail soal korban meninggal tersebut. Polri dan instansi terkait masih belum memberikan keterangan.
Pada 18 Oktober, korban meninggal dunia akibat Tragedi Kanjuruhan bertambah menjadi 133 orang. Korban meninggal bernama Andi Setiawan, 33 tahun, warga Jalan Kolonel Sugiono, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Ia dirawat di RSUD Saiful Anwar sejak 2 Oktober 2022.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar dr Kohar Hari Santoso mengatakan bahwa korban mengalami penurunan kesadaran dan kondisi sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13.20 WIB.
"Ada penurunan kesadaran dan kondisi. Kami sudah coba perbaiki, tapi terakhir pukul 13.20 WIB kami nyatakan sudah meninggal," kata Kohar Selasa 18 Oktober 2022.
Dalam kesempatan itu, salah satu tim dokter anestesi dan ICU RSUD Saiful Anwar Malang dr Eko Nofiyanto menjelaskan pasien tersebut masuk dalam perawatan rumah sakit pada 2 Oktober 2022 ,kurang lebih pada pukul 03.00 WIB dengan kondisi kritis.
"Saat itu, pasien masuk dengan kondisi kritis dengan penurunan kesadaran. Ada cedera di beberapa tempat," kata Eko.
Kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Baca: LPSK Minta Polri Dalami Dugaan Intimidasi Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini