Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Mengapa Satgassus Merah Putih Banyak Tuai Kritik?

Satgassus Merah Putih banyak menuai kritik karena diduga disalahgunakan dan kerap menimbulkan konflik di eksternal maupun internal Polri.

12 Agustus 2022 | 14.36 WIB

Sejumlah barang bukti ditampilkan dalam konferensi pers pengungkapan kasus peredaran narkotika jenis sabu di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 28 April 2021. Satgassus Merah Putih Polri mengungkap kasus peredaran narkoba sebanyak 2,5 ton sabu jaringan Timur Tengah - Malaysia - Indonesia.  TEMPO/Muhammad Hidayat
material-symbols:fullscreenPerbesar
Sejumlah barang bukti ditampilkan dalam konferensi pers pengungkapan kasus peredaran narkotika jenis sabu di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 28 April 2021. Satgassus Merah Putih Polri mengungkap kasus peredaran narkoba sebanyak 2,5 ton sabu jaringan Timur Tengah - Malaysia - Indonesia. TEMPO/Muhammad Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Listyo Sigit Prabowo membubarkan Satuan Tugas Khusus atau Satgassus Merah Putih yang dipimpin tersangka pembunuhan Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo. Keputusan ini merupakan respons Polri kepada sejumlah pihak yang mempertanyakan posisi Irjen Sambo sebagai Kepala Satgassus Merah Putih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo dalam konferensi pers di Markas Korps Brimob, Kamis, 11 Agustus 2022, mengatakan keputusan itu dilakukan untuk kepentingan efektivitas kinerja organisasi. Satgassus pun dianggap sudah tidak diperlukan lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengumuman pembubaran Satgassus Merah Putih berbarengan dengan pemaparan hasil pemeriksaan tim penyidik khusus terhadap Ferdy Sambo. Meski demikian, tak dijelaskan keterkaitan antara kasus penembakan Brigadir Yosua dan pembubaran Satgassus Merah Putih.

Mengutip laporan utama Koran Tempo edisi Jumat, 12 Agustus 2022, sejak dibentuk oleh Kapolri Tito Karnvian pada 2016 lalu, Satgassus Merah Putih kerap menuai tanggapan miring dari sejumlah pihak.

Kritik bahkan datang dari Dewan Perwakilan Rakyat yang menyoroti cakupan wilayah tugas yang amat luas dari Satgassus Merah Putih. Padahal, satuan ini berada di luar struktur Polri.

Hal ini pun dicemaskan dapat mengancam solidaritas Polri karena eksklusivitasnya. Salah satu anggota Komisi III DPR RI saat itu, Herman Herry, sempat menyebut personel yang menduduki posisi di Satgassus sebagai “darah biru” Polri.

Komisioner Komisis Kepolisian Nasional (Kompolnas), Albertus Wahyurudhanto, mendukung keputusan pembubaran Satgassus Merah Putih. Ia menilai satuan yang pernah dipimpin eks Kapolri Idham Azis ini belakangan banyak disalahgunakan dan kerap menimbulkan konflik di eksternal maupun internal Polri.

Apresiasi juga datang dari Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso. Meski demikian, ia berkata Kapolri Listyo Sigit Prabowo juga mesti berani mengaudit laporan pertanggungjawaban Satgassus Merah Putih selama ini.

Sugeng juga mendapat sejumlah informasi tentang Satgassus yang menjadi ladang cari cuan oleh para anggotanya. “Akuntabilitas Satgassus ini juga tidak jelas,” tutur Sugeng.

HATTA MUARABAGJA

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus