Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Narkotika Berbahaya itu Tembakau Super Cap Gorila

Tembakau gorila sebenarnya hanya tembakau biasa yang diberi zat
kimia sintetis 5-fluoro-ADB sehingga bisa menyebabkan efek
adiktif.

24 Januari 2017 | 10.26 WIB

Jajaran Ditresnarkoba Polda Metro Jaya menunjukkan barang bukti pengungkapan kasus narkotika jenis Gorilla di kantor Polda Metro Jaya, Ahad, 22 Januari 2017. Tempo/Maya Ayu.
Perbesar
Jajaran Ditresnarkoba Polda Metro Jaya menunjukkan barang bukti pengungkapan kasus narkotika jenis Gorilla di kantor Polda Metro Jaya, Ahad, 22 Januari 2017. Tempo/Maya Ayu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tembakau gorila kini telah masuk dalam golongan narkotik jenis satu. Keputusan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2017 yang disahkan pada 12 Januari 2017.

Direktur Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta mengatakan tembakau gorila sebenarnya hanya tembakau biasa yang diberi zat kimia sintetis 5-fluoro-ADB. Namun zat ini bisa menyebabkan efek adiktif bagi penggunanya.

Baca: Polda Metro Tangkap Dua Pengedar Narkotika Jenis Gorila

“Bisa kehilangan kesadaran, kecanduan, dan menimbulkan tindak pidana, seperti mencuri dan lainnya,” kata Nico di Polda Metro Jaya, Ahad, 22 Januari 2017. Sebelum ditetapkan dalam peraturan menteri, ujar NICO, tembakau yang dikenal dari kemasannya yang bercap Tembakau Super Cap Gorilla itu dijual bebas di akun media sosial. “Penggunanya mayoritas berasal dari kalangan mahasiswa dan pekerja,” ujar Nico.

Menurut Nico, produsen tembakau campuran ini diduga berasal dari luar negeri. Nico mengatakan, saat ini, timnya sedang mendalami dan berkoordinasi dengan ekspedisi untuk mengetahui tempat tembakau gorila dibuat. “Kami akan pastikan ini dari dalam atau luar negeri,” kata Nico.

Menyadari bahaya tembakau gorila, Nico mengimbau para pengedar menghentikan aktivitas jual-beli tembakau itu. Nica mengancam tak akan segan menembak bandar yang tak kooperatif. “Apabila bandar melawan, akan kami tembak,” ucap Nico.

Untuk mencegah meluasnya tembakau gorila, kata Nico, timnya akan mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik. “Supaya masyarakat, apa pun profesinya, tidak menggunakan (tembakau gorila) lagi,” ujar Nico.

Baca juga: Tembakau Gorila, Modal Rp 37 Juta Raup untung Rp 500 Juta

Pada pekan lalu, penyidik Ditresnarkoba menangkap tiga orang pengguna dan pengedar narkotik cap gorila. Mereka di antaranya TST, AAF, dan MY. Metode penjualan yang dilakukan, yakni melalui akun Instagram.

MAYA AYU PUSPITASARI


Video terkait:


Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ali Anwar

Ali Anwar

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus