Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Novel Baswedan Raih UMY Awards 2025, Soroti Empat Sektor Korupsi Paling Merusak

Novel Baswedan menyoroti empat sektor korupsi yang dinilai paling merusak tatanan bangsa dan menghambat pembangunan negara.

29 April 2025 | 07.56 WIB

Dewan Penasehat IM57+ Institute Novel Baswedan memberikan keterangan usai menyerahkan laporan di gedung lama KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat 26 April 2024. IM57+ Institute melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK atas dugaan pelanggaran kode etik. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Perbesar
Dewan Penasehat IM57+ Institute Novel Baswedan memberikan keterangan usai menyerahkan laporan di gedung lama KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat 26 April 2024. IM57+ Institute melaporkan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK atas dugaan pelanggaran kode etik. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menerima penghargaan UMY Awards 2025 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Senin, 28 April 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan konsistensinya dalam bidang penegakan hukum serta hak asasi manusia di Indonesia.

Dalam sambutannya, Novel menyoroti empat sektor korupsi yang dinilai paling merusak tatanan bangsa dan menghambat pembangunan negara. "Kami sudah melihat bersama, bagaimana praktik-praktik korupsi selama ini sangat merusak, mengganggu, dan mengadang tujuan negara," kata Novel

Mantan penyidik yang pernah membongkar kasus suap cek pelawat Deputi Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom hingga perkara korupsi e-KTP itu menguraikan, jenis korupsi pertama yang paling destruktif adalah korupsi yang langsung menyasar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Jelas mengganggu visi dan misi pemerintahan yang sedang berjalan," ujarnya.

Kedua, Novel menyoroti korupsi di sektor sumber daya alam. Menurut dia, praktik ini tidak hanya merusak lingkungan hidup, tetapi juga menghancurkan potensi aset bangsa untuk generasi mendatang.

"Selain itu, praktik korupsi yang sangat mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara adalah korupsi di sektor penegakan hukum. Ini praktik yang banyak, bahkan bisa dibilang dari A sampai Z," kata Novel, menambahkan.

Sektor keempat yang menjadi sorotan adalah pelayanan publik. Korupsi di bidang ini, kata Novel, membuat pelayanan yang seharusnya semakin memudahkan masyarakat justru tak kunjung membaik.

Novel tak menampik, masih banyak sektor lain yang dilanda korupsi, yang berujung pada meluasnya ketidakadilan dan pelanggaran hak asasi manusia. Ia mengajak sivitas akademika UMY dan masyarakat luas untuk tidak berpaling, apalagi pesimistis. "Sebab kalau kita melihat persoalan ini dengan pesimis, tidak mau membicarakannya, atau sekadar meratap, maka itu yang akan terjadi," ujarnya.

Novel berujar peluang untuk memperbaiki keadaan masih terbuka lebar. "Kita butuh kepedulian soal mengatasi korupsi ini. Jika tidak peduli, kita sendiri yang akan rugi, karena tidak mendapatkan apa-apa," kata Novel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pribadi Wicaksono (Kontributor)

Koresponden Tempo di Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus