Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum Pers Nawawi Bahrudin mengatakan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto seharusnya siap terhadap kritik yang ditujukan kepadanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Seorang pejabat publik sudah seharusnya siap terhadap segala macam kritikan yang ditujukan kepada dirinya," kata Nawawi melalui siaran pers yang diterima Tempo, Jumat, 3 November 2017.
Baca: Penyebar Meme Setya Novanto Ditangkap, Netizen Ramaikan #SaveMEME
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setya Novanto melaporkan puluhan akun media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik. Setya merasa keberatan atas meme tentang dirinya dan tanda pagar The Power of Setnov yang sempat viral di media sosial.
Meme tersebut merupakan reaksi masyarakat di media sosial lantaran Setya berhasil lepas dari statusnya sebagai tersangka korupsi e-KTP setelah gugatan praperadilannya dimenangkan oleh hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Cepi Iskandar.
Nawawi menyampaikan, Setya seharusnya menjadikan kritik tersebut sebagai bahan koreksi atas kinerjanya sebagai pejabat publik. Dia sepatutnya juga menyadari penyebaran meme itu tidak terjadi tiba-tiba.
Baca juga: SAFEnet: Meme Setya Novanto Bukan Bentuk Penghinaan
"Meme tersebut bisa dianggap salah satu bentuk kritik masyarakat atau netizen terhadap sistem hukum yang seolah-olah tidak berdaya oleh korupsi," ujar Nawawi.
Karena itu, kata Nawawi, aparat negara seharusnya menangkap pesan warganet itu sebagai sinyal positif untuk melakukan pembenahan dalam pemberantasan korupsi.
Namun, kepolisian justru memproses laporan Setya. Polisi telah menangkap dan menetapkan tersangka salah satu penyebar meme, Dyann Kemala Arrizqi.
Nawawi mengatakan penangkapan itu justru mengundang kecurigaan di kalangan masyarakat. "Penangkapan oleh kepolisian semakin menunjukkan bahwa kasus penghinaan pejabat negara dianggap kejahatan "luar biasa" sehingga diperlakukan seperti itu," ujar Nawawi.
ZARA AMELIA