Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

TPNPB-OPM Tuding Militer Indonesia Pasang Bom Ranjau di Mayat Anggotanya

Mabes TNI menyatakan tuduhan TPNPB-OPM tersebut adalah cara untuk mendiskreditkan TNI dan mencari simpati dunia.

16 Mei 2025 | 15.55 WIB

Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com
Perbesar
Sebby Sambom. phaul-heger.blogspot.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) menuding aparat militer Indonesia telah memasang bom ranjau di tubuh jenazah prajurit TPNPB OPM. Sebelumnya, prajurit tersebut tewas dalam baku tembak antara melawan pasukan militer Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Jazad korban dipasang bom ranjau oleh militer pemerintah Indonesia, namun tidak diketahui oleh pasukan TPNPB," kata juru bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 16 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bom ranjau itu kemudian meledak tepat ketika upaya evakuasi jenazah tersebut dilakukan. Akibatnya, dua orang anggota TPNPB OPM yang membantu evakuasi korban, tewas dalam insiden tersebut.

"Saat evakuasi, bom ranjau yang di pasang meledak dan mengakibatkan dua anggota TPNPB gugur dan dua anggota lainnya luka-luka," ujar Sebby.

Menurut Sebby, ketiga prajurit TPNPB OPM yang gugur tersebut masing-masing adalah Gus Kogoya, Notopinus Lawiya, serta Kanis Kogoya. Sementara yang luka ringan akibat terkena serpihan bom di antaranya Tinus Wonda dan Dnu-Dnu Mirip.

"Yang luka-luka saat ini sedang berada di markas TPNPB untuk menjalani perawatan medis," ucap dia.

Sebelumnya kontak senjata antara TPNPB OPM dan militer Indonesia terjadi sejak sekitar pukul 05.00 subuh pada hari Selasa, 13 Mei 2025. Sebby mengklaim, kontak senjata terjadi setelah militer Indonesia melancarkan operasi dan menembaki warga sipil di Kampung Titigi, Kampung Ndugusiga, Kampung Jaindapa, Kampung Sugapa Lama, serta Kampung Zanamba.

Markas Besar Tentara Nasional Indonesia menepis tudingan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) ihwal penggunaan bahan peledak dalam operasi di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Rabu lalu, 14 Mei 2025.

Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, prajurit dari Satuan Tugas (Satgas) Habema tak menggunakan bahan peledak atau menanam ranjau selama menjalankan operasi.

"Itu propaganda OPM untuk mendiskreditkan TNI dan mencari simpati dunia bahwa TNI melakukan pelanggaran hak asasi manusia atau HAM di Papua," kata Kristomei saat dihubungi pada Jumat, 16 Mei 2025. Menurut dia, tudingan dan narasi negatif TPNPB-OPM kepada TNI bukanlah hal baru. Sebab, tindakan ini acapkali dilakukan untuk menarik perhatian dunia.

Tempo telah mencoba mengonfirmasi hal ini kepada Kepala Operasi Damai Cartenz 2025 Brigadir Jenderal Faizal Ramadhani serta Kepala Penerangan Kodam Cendrawasih XVII Letkol Inf Candra Kurniawan. Namun hingga berita ini dituliskan, belum ada respon yang diberikan. 

Andi Adam Faturahman berkontribusi dalam penulisan artikel ini

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus