Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL – Pak Presiden, Pak Menteri Sosial
Saya orang kecil dari pelosok yang tak kenal modal
Rumah saya berdinding bambu, beratap langit
Sekolah jauh, sepatu pun sudah menipis
Saya tak pandai bicara, tapi saya ingin menyapa
Lewat puisi sederhana ini, dari hati kecil yang tak pernah berhenti bermimpi
Kami anak negeri, yang kadang hanya makan sekali sehari
Tapi kami masih berdiri dengan semangat, walau kadang nyaris mati
Pak Presiden yang terhormat, saya tahu tugas bapak berat
Tapi mohon lihat kami sekejap, anak-anak yang ingin merajut harap
Pak Menteri Sosial yang baik hati, saya dengar bapak suka berbagi
Maukah bapak datang sekali, lihat kami di sini, hidup dalam sunyi?
Dari Hati kecil yang tak pernah berhenti berhenti bermimpi
Kami tidak minta istana tinggi, hanya sekolah yang rapi, sepiring nasi setiap hari, dan buku yang bisa kami peluk erat di pagi hari
Bapak-bapak pemimpin negeri, kami percaya bahwa bapak bisa membuat ini jadi
Bukan untuk kami sendiri, tapi untuk masa depan Ibu Pertiwi.
Puisi berjudul 'Surat Kecil dari Anak Bangsa' itu merupakan hasil karya Sugita Wania Apsari atau yang kerap disapa Dita, salah satu calon siswi Sekolah Rakyat. Dita menulis puisi itu untuk Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Pada Rabu, 14 Mei 2025, Gus Ipul bertandang ke rumah Gita di Probolinggo, Jawa Timur. Dalam pertemuan dengan mensos itu, selain berdialog, Gita membacakan puisi di hadapan Gus Ipul, Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo. "(Puisinya) Saya bikin sendiri, dari jam 7 malam sampai jam 10 malam," kata Gita saat ditanya Gus Ipul.
Usai mendengarkan puisi Gita dan berdialog dengan orangtuanya, Sugit Hariyanto dan Lutfiya Wini Handayani, Gus Ipul mengaku semakin bersemangat untuk segera mewujudkan Sekolah Rakyat. Di Kota Probolinggo, Sekolah Rakyat yang akan dibangun tahun ini mencakup jenjang SMP dan SMA. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kedepannya juga bakal meliputi tingkat SD.
Gus Ipul menegaskan kepada seluruh jajaran pemerintah daerah setempat agar tidak ada yang bermain curang dalam proses seleksi calon siswa maupun penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Seluruh murid yang menempuh pendidikan di sekolah ini tidak dipungut biaya dan berasal dari keluarga miskin ekstrem maupun miskin.
"Enggak boleh KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), ini arahan presiden, enggak boleh ngarang-ngarang, enggak boleh karena ini titipan, titipannya menteri, titipannya gubenur, titipannya bupati, wali kota, titipannya kadinsos, titipan ini, enggak ada titip-titipan," kata Gus Ipul.
Menurut dia, jika sampai ada titipan akan ketahuan. “Maka itu, tadi sekali lagi, ada beberapa paraf sebelum ditandatangani oleh bupati/wali kota," ujar dia. (*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini