Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo

Mansa Yogyakarta Raih Medali Emas OPSI 2015

Semua tim telah bekerja keras, mulai dari mengumpulkan ide,
workshop, pendalaman karya tulis, hingga progres penelitian.

5 November 2015 | 00.00 WIB

Semua tim telah bekerja keras, mulai dari mengumpulkan ide, workshop, pendalaman karya tulis, hingga progres penelitian.
Perbesar
Semua tim telah bekerja keras, mulai dari mengumpulkan ide, workshop, pendalaman karya tulis, hingga progres penelitian.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

INFO KEMENAG - Madrasah Aliyah Negeri I (Mansa) Yogyakarta meraih medali emas dan perak pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2015. Siswa kelas XII IPA I, Roqi Reflanska Bintang Mahardika, dan siswi kelas XII IPA 2, Salma Jihan Noviarini, berhak mendapat medali emas dan uang pembinaan Rp 15 juta dari Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Dalam penelitiannya, tim Roqi dan Salma melakukan penelitian bertema “Yogurt dan limbah nata sebagai filter kaca helm hidrofobik (antibasah)”. Pemilihan yogurt kedaluwarsa sebagai penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahannya mudah ditemukan dan murah.


“Setelah membaca bahan-bahan penelitian dari sejumlah sumber dan melakukan percobaan berkali-kali, kami berhasil membuktikan bahwa yogurt kadaluarsa masih bermanfaat,” kata Roqi.


Penghargaan yang diraihnya menjadi motivasi bahwa anak-anak madrasah juga mampu berprestasi seperti pelajar dari tingkat SMA.


Sementara itu, tim peraih medali perak yakni siswi kelas XI MIA 1, Hana Hanifah, dan siswi kelas XI MIA 2, Trixie Azharine A., mendapat uang pembinaan Rp 12 juta melalui penelitian “Pengaruh pemberian variasi pakan terhadap pertumbuhan kutu air (Daphnia magna) sebagai pakan alami”.


Tema ini diangkat setelah Trixie melihat pembudidayaan ikan. Ikan-ikan diberi makan pelet. Tentu pelet membutuhkan biaya yang besar. “Kami berpikir kenapa ikan-ikan itu tidak diberi makan pakan alami yang mudah didapat,” kata Hana.


Dengan berpedoman pada jurnal dan penelitian, diketahui bahwa pakan alami ikan adalah kutu air (Daphnia magna). Untuk mendatangkan banyak kutu air, ampas kelapa adalah media yang paling tepat.


“Oleh karena itu kami mencoba memperbanyak Daphnia magna dengan memberi variasi pakan dari limbah ampas kelapa yang difermentasi,” tutur Hana.


Guru pembimbing Mansa Yogyakarta, Fathurrahman Ridwan, bersyukur atas prestasi siswa didiknya. Semua tim telah bekerja keras, mulai dari mengumpulkan ide, workshop, pendalaman karya tulis, hingga progres penelitian. Banyak pihak terlibat, seperti stakeholder dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), UIN Sunan Kalijaga, Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, Dikpora, dan Sagasitas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus