Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Sengketa Berdarah di Tepi Hanoi

Sengketa lahan pembangunan bandar udara militer di Vietnam berujung maut. Polisi diduga merekayasa kasus.

3 Oktober 2020 | 00.00 WIB

Petani Desa Dong Tam menjalani persidangan atas kematian tiga anggota polisi dan seorang petani, saat terjadi konflik lahan Januari lalu, di Hanoi, Vietnam, 14 September 2020. Reuters/Doan Tan/VNA
Perbesar
Petani Desa Dong Tam menjalani persidangan atas kematian tiga anggota polisi dan seorang petani, saat terjadi konflik lahan Januari lalu, di Hanoi, Vietnam, 14 September 2020. Reuters/Doan Tan/VNA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Sengketa lahan pembangunan bandar udara militer di Vietnam berujung maut.

  • Pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada dua warga Desa Dong Tam.

  • Polisi diduga merekayasa kasus dan tak melakukan penyelidikan forensik.

PENGADILAN Rakyat Hanoi menjatuhkan hukuman mati kepada Le Dinh Cong dan adiknya, Le Dinh Chuc, dalam sidang di Kota Hanoi, Senin, 14 September lalu. Hakim Truong Viet Toan menyatakan mereka telah membunuh polisi dalam sebuah bentrokan antara polisi dan warga Desa Dong Tam, Distrik My Duc, di pinggiran Hanoi pada Januari lalu. Ayah mereka, Le Dinh Kinh, sesepuh desa itu, tewas ditembak aparat keamanan dalam insiden yang berpangkal dari sengketa lahan tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus