Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Aktivis Pro Demokrasi Hong Kong Joshua Wong Tiba di Amerika

Aktivis pro-demokrasi Hong Kong Joshua Wong meminta Presiden Amerika Trump untuk membela penerapan demokrasi di wilayah yang dikontrol Cina ini.

14 September 2019 | 14.58 WIB

Aktivis pro demokrasi Joshua Wong dan Agnes Chow meninggalkan Pengadilan Timur setelah dibebaskan dengan jaminan di Hong Kong, Cina 30 Agustus 2019. [REUTERS / Anushree Fadnavis]
Perbesar
Aktivis pro demokrasi Joshua Wong dan Agnes Chow meninggalkan Pengadilan Timur setelah dibebaskan dengan jaminan di Hong Kong, Cina 30 Agustus 2019. [REUTERS / Anushree Fadnavis]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Hong Kong – Aktivis pro-Demokrasi Hong Kong, Joshua Wong, mendesak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk memasukkan klausul Hak Asasi Manusia dalam perjanjian dagang dengan pemerintah Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Wong juga mendesak Trump untuk mendukung secara terbuka gerakan pro-Demokrasi di Hong Kong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aktivis berusia 22 tahun ini juga mendesak Kongres AS untuk mengesahkan legislasi yang menyatakan dukungan kepada gerakan pro-Demokrasi di Hong Kong.

“Sangat penting untuk menambahkan klausul HAM dalam negosiasi dagang dan memasukkan agenda protes Hong Kong dalam agenda negosiasi perdagangan,” kata Wong setibanya di New York seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu, 14 September 2019.

Gerakan pro-Demokrasi Hong Kong muncul saat menolak pengesahan legislasi ekstradisi di parlemen pada Juni 2019. Ratusan ribu warga turun ke jalan menolak pengesahan legislasi itu yang bisa membuat warga Hong Kong diadili di Cina.

Meski legislasi ini telah ditarik oleh pemerintah Hong Kong pada awal September, warga masih terus mendesak agar demokrasi diterapkan secara penuh di Hong Kong untuk memilih para pemimpinnya.

Saat ini, kepala eksekutif yang dipegang oleh Carrie Lam merupakan hasil penunjukan dari Beijing. Lam dinilai telah berpihak kepada Beijing dan mengabaikan penolakan warganya sendiri terhadap legislasi ekstradisi yang kontroversial itu.

Sedangkan, Washington dan Beijing bakal menggelar negosiasi perjanjian dagang pada Oktober 2019, yang mengalami kemandekan karena kedua pihak justru saling menaikkan tarif barang impor seperti dilansir Reuters. Ini membuat harga-harga sejumlah produk mengalami kenaikan menjelang akhir tahun.

Aksi unjuk rasa terus berlangsung di Hong Kong dengan para aktivis memanfaatkan festival lampion pada Jumat malam untuk mengekspresikan semangat perubahan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus