Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Anak laki-laki mantan pemimpin Libya Muammar Khadafi, Saif al-Islam Khadafi, akan maju dalam pemilihan presiden atau pilpres pada tahun 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saif al-Islam berencana untuk memberdayakan keamanan yang lebih baik dan stabilitas menurut geografi Libya dan terkoordinasi dengan seluruh faksi Libya," kata juru bicara keluarga Khadafi, Basem al-Hashimi al-Soul seperti dikutip dari Daily Sabah, 18 Desember 2017.
Baca: Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saif telah mempersiapkan platformnya dan rencananya maju dalam pilpres segera diumumkan.
Selama ini, Saif dipandang sebagai sosok reformis penerus ayahnya beberapa tahun sebelum tahun 2011. Ia juga tetap menjadi figur kunci di kalangan loyalis Khadafi.
Tahun 2011, Pengadilan Kejahatan Internasional mengeluarkan surat penangkapan terhadap Saif atas tuduhan melakukan kejahatan kemanusiaan seperti pemerkosaan dan persekusi.
Baca: Libya Timur Deklarasikan Pemerintah Sendiri
Di tahun yang sama, ayahnya Muammar Khadafi, dilengserkan dari kursi kekuasaannya.
Pengadilan di Tripoli, ibukota Libya pada tahun 2015 menjatuhkan vonis hukuman mati kepada Saif atas tuduhan melakukan pembunuhan selama berlangsung demonstrasi di seantro negeri yang dipicu gerakan Arab Spring.
Pada Juni lalu, Saif dibebaskan di Zintan dengan menggunakan undang-undang amnesti produk parlemen yang berkantor di Libya bagian timur dan rampung 2 tahun lalu.