Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Arena semakin ramai

Menjelang pemilu, marcos menerjunkan imme sebagai tandingan aurora pijuan, dari kelompok oposisi unido. kiyoshi wakamiya, wartawan free lance jepang, aquino didepan komisi agrava. (ln)

7 April 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMILIHAN umum baru akan berlangsung 14 Mei depan, tapi demamnya sudah berjangkit di Manila sejak dua pekan silam. Sarana demokrasi itu tampaknya akan dimanfaatkan untuk tujuan berbeda, baik oleh Presiden Marcos, istrinya Imelda, para politisi Gerakan Masyarakat Baru (KBL), maupun pihak oposisi. Bagi Marcos, pemilu bisa dipakai untuk mengamankan kursi kepresidenannya yang terguncang hebat sejak pembunuhan Benigno Ninoy Aquino di Manila, 21 Agustus tahun lalu. Imelda, yang sudah memaklumkan tidak ikut serta, diduga masih bisa berubah sikap. Terlepas dari kecurigaan banyak orang bahwa ia terlibat pembunuhan Aquino, first lady yang menjadi gubernur Metro Manila dan menteri lingkungan dan energi itu bagaimanapun tetap berpengaruh. Seandainya ia pada akhirnya mencalonkan diri, maka hampir dipastikan Imelda akan memenangkan 21 kursi untuk Manila. Inilah yang dicemaskan Salvador Laurel, pemimpin koalisi oposisi UNIDO. Untuk membendung Imelda, Laurel menampilkan Aurora Pijuan, bekas ratu kecantikan yang pernah bersuamikan Tommy Manotoc, sekarang menantu Presiden Marcos. Belakangan, arena menjadi semakin ramai, karena Imee Marcos, istri Tommy, ikut mencalonkan diri. Dia tidak secantik Imelda ataupun Aurora, tapi Imee mewarisi bakat politik ayahnya. Dia pandai berpidato, lincah, berkobar-kobar. Sementara itu, Komisi Agrava, yang bertugas mengusut pembunuhan Aquino, pekan lalu dibiarkan kecele karena panglima angkatan bersenjata Filipina Jenderal Fabian Ver berhalangan memberikan kesaksiannya. Ia dinyatakan bertugas ke Selatan, dan 600 orang yang menunggu kehadirannya mendadak kecewa. Dengan demikian, kesaksian Ver tertunda, tapi hakim wanita Corazon Agrava "telah merasa lebih yakin dari masa-masa sebelumnya". Ia opomistis bisa menemukan pembunuh Aquino. Tapi apakah ia juga akan berhasil menunjuk dalang pembunuhan itu agaknya masih tanda tanya. Sebaliknya wartawan Jepang Wakamiya. Ia tanpa ragu sejak mula menuding pemerintah Filipina telah terlibat dalam pembunuhan itu. (lihat: Etuna, Pusila, Tembak!)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus