Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Berita Tempo Plus

Semua di Tangan Keluarga

Dinasti-dinasti politik Filipina sudah lama mendominasi jabatan publik. Pembatasan masa jabatan gagal mencegah kembalinya mereka.

4 Juni 2022 | 00.00 WIB

Layar monitor yang menunjukkan proses perhitungan suara pemilihan presiden dan wakil presiden Filipina dengan kandidat  presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr.,  dan kandidat wakil presiden Sara Duterte-Carpio,  di Manila, Filipina, 11 Mei 2022. REUTERS/Willy Kurniawan
Perbesar
Layar monitor yang menunjukkan proses perhitungan suara pemilihan presiden dan wakil presiden Filipina dengan kandidat presiden Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr., dan kandidat wakil presiden Sara Duterte-Carpio, di Manila, Filipina, 11 Mei 2022. REUTERS/Willy Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Dinasti-dinasti politik sudah lama menguasai jabatan publik di Filipina.

  • Dinasti Marcos dan Duterte kembali berjaya dalam pemilihan umum tahun ini.

  • Pembatasan masa jabatan gagal mencegah mereka kembali berkuasa.

RAPAT paripurna Kongres Filipina pada akhir Mei lalu mengukuhkan Ferdinand “Bongbong” Marcos Junior menjadi Presiden Filipina yang menjabat hingga 2028 bersama Sara Duterte-Carpio, putri Presiden Rodrigo Duterte, sebagai wakil presiden. “Saya mohon kepada kalian semua, doakan saya, doakan saya baik-baik saja,” kata Marcos Junior, yang mengenakan baju dan celana barong putih tradisional Filipina, seusai proklamasi kemenangannya pada Kamis, 26 Mei lalu. “Saya ingin berbuat baik untuk negara ini,” ujar putra diktator Ferdinand Marcos tersebut.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus