Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pidatonya di Kantor Oval pada hari Kamis, 20 Oktober 2023 meyakinkan warga Amerika bahwa mereka harus mengeluarkan miliaran dolar lebih banyak untuk mendukung Israel dan Ukraina dalam perang mereka. Ia menyebut alasan bahwa hanya keterlibatan AS-lah yang dapat mencegah kekacauan global.
“Kepemimpinan Amerika adalah hal yang menyatukan dunia. Aliansi Amerika adalah hal yang membuat kita, Amerika, tetap aman,” katanya.
Dalam pidatonya, Biden menghubungkan kelompok militan Hamas di Jalur Gaza yang menyerang Israel dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang pasukannya menginvasi Ukraina pada Februari 2022.
“Hamas dan Putin mewakili ancaman yang berbeda, namun mereka memiliki kesamaan: Mereka berdua ingin memusnahkan demokrasi di negara tetangga,” katanya.
Biden akan meminta Kongres menggelontorkan anggaran belanja sebesar US$100 miliar (Rp1,5 kuadriliun), termasuk US$60 miliar (Rp951 triliun) untuk Ukraina dan US$14 miliar (Rp221 triliun) untuk Israel, kata sumber yang mengetahui rencana Biden kepada Reuters.
Permintaan tersebut juga akan mencakup $10 miliar (Rp158 triliun) untuk bantuan kemanusiaan, US$14 miliar untuk keamanan perbatasan, dan US$7 miliar (Rp110 triliun) untuk kawasan Indo-Pasifik, kata sumber itu.
Setengah dari US$60 miliar yang diminta Biden untuk Ukraina akan digunakan untuk mengganti dan memodernisasi stok senjata AS, kata sumber tersebut.
Permintaan ini muncul di tengah kekacauan politik di Washington, ketika Partai Republik yang menguasai Dewan Perwakilan Rakyat kesulitan menentukan siapa yang akan memimpin mereka sebagai ketua setelah menggulingkan Kevin McCarthy dari jabatannya.
Mengarahkan pernyataannya secara langsung kepada para anggota Partai Republik yang berselisih, Biden mengatakan: “Anda tidak bisa membiarkan politik yang picik, partisan, dan penuh kemarahan menghalangi tanggung jawab kita sebagai bangsa yang besar.”
Setiap langkah pendanaan harus disetujui oleh Senat AS yang dipimpin oleh Partai Demokrat, di mana keputusan bantuan tambahan didukung secara bipartisan, dan DPR yang dipimpin oleh Partai Republik, yang sudah berjalan tanpa ketua selama 17 hari.
Pesan Biden disampaikan ketika Israel siap melancarkan serangan darat untuk membasmi militan Hamas dari Gaza, dan setelah ketegangan memuncak menyusul serangan udara Israel di Rumah Sakit Al-Ahli Baptist di Gaza yang dikecam para pemimpin dunia. Serangan balik Israel telah menewaskan ribuan warga Palestina, kata pemerintah setempat.
Dengan menyatukan prioritas Israel dan Ukraina dalam satu paket, Biden tampak menguji apakah anggota parlemen dari Partai Republik dapat dibujuk untuk mengesampingkan oposisi mereka dan menyetujui belanja negara untuk Ukraina, yang sebelumnya ditentang keras oleh partai itu.
Ia pun menekankan keuntungan ekonomi yang akan didapat, mengatakan persenjataan yang akan dikirim ke Israel dan Ukraina berasal dari persediaan yang sudah ada, dan uang yang disetujui Kongres akan digunakan untuk membangun pasokan baru yang diproduksi di pabrik-pabrik Amerika.
Paket gabungan ini diperkirakan akan diluncurkan secara resmi pada Jumat.
REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini