Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Lebanon dari Partai Gerakan Patriotik Merdeka atau Free Patriotic Movement, Gebran Bassil, mengritik langkah bekas Perdana Menteri, Saad al-Hariri, yang dinilai berusaha membentuk pemerintahan baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hariri berupaya membentuk pemerintahan baru Lebanon, yang saat ini dilanda konflik politik berkepanjangan dan krisis ekonomi. Dia mendukung inisiatif dari Prancis untuk menyelesaikan masalah krisis ekonomi di negara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami tidak tahu atau diberitahu bahwa Presiden Macron menunjuk seorang komisioner tinggi ke Lebanon untuk mengawasi penerapan inisiatifnya,” kata Bassil kepada pendukungnya seperti dilansir Reuters pada Selasa, 13 Oktober 2020. Partai ini juga dikenal dengan julukan Partai Aoun, yang merupakan Presiden Lebanon bernama Michel Aoun.
Ini terkait kegiatan Saad al-Hariri berkonsultasi dengan Presiden Michel Aoun, ketua parlemen, dan blok partai politik di Lebanon untuk membentuk pemerintahan baru.
Hariri ingin mengimplementasikan peta jalan yang diusulkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron untuk melakukan reformasi dan mencairkan dana bantuan internasional.
Hariri mengatakan misinya adalah membentuk pemerintahan enam bulan, yang berisi teknokrat, untuk melakukan reformasi cepat seperti tertuang di dalam inisiatif Macron.
Hariri pernah menjadi PM Lebanon dan mengundurkan diri pada 2019 karena tekanan Arab Saudi, yang menilainya terlalu dekat dengan kelompok Hizbullah di sana. Penggantinya yaitu Hassan Diab juga mundur pada Agustus 2020 setelah terjadi ledakan besar di Pelabuhan Beirut yang menewaskan nyaris 200 orang.
Sedangkan calon pengganti Hassan yaitu diplomat Mustapha Adib juga mundur pada September karena tidak mendapat dukungan partai politik di Lebanon.
Sumber