Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Khan Sheikhoun - Serangan bom kimia yang menerjang Kota Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, Suriah, menyebabkan penderitaan bagi Abdul Hamid Youssef, yang kehilangan 25 anggota keluarganya hanya dalam semalam.
Seperti dilansir CNN, Kamis, 6 April 2017, saat serangan terjadi pada Selasa malam lalu, Youssef tiba-tiba terbangun karena kesulitan bernapas.
Baca: Amerika Serikat Ancam Serbu Suriah Jika PBB Tak Beraksi
Melompat dari ranjangnya, Youssef mencari kedua bayi kembarnya yang berusia 9 bulan, yang saat itu masih hidup. Setelah menyerahkan dua anak itu kepada istrinya, ia memerintahkan mereka tetap berada di rumah.
Youssef kemudian ke luar rumah untuk memastikan kondisi kedua orang tuanya yang tinggal di rumah sebelah. Saat ke luar rumah, ia menyaksikan orang-orang berjatuhan di jalan.
Setiba di rumah orang tuanya, Youssef menemukan dua saudara laki-lakinya tewas. Ia pun segera berlari kembali ke rumah untuk melihat kondisi istri dan kedua bayinya.
Namun semua terlambat. Dengan matanya, ia menyaksikan istri dan kedua anaknya tergeletak di lantai. “Mereka tewas dengan busa keluar dari mulut,” katanya kepada CNN sambil tersedu-sedu. "Anak-anak saya, Ahmad dan Aya, juga istri saya menjadi martir. Mereka semua pergi."
Baca: Bom Kimia di Suriah Tewaskan 35 Orang, Pemerintah Bantah Terlibat
Youssef tak hanya kehilangan istri dan anaknya. Ia juga kehilangan 22 anggota keluarga lainnya, termasuk saudara laki-laki, keponakan, dan sepupu. "Sekitar 25 anggota keluarga saya menjadi martir."
Keluarga Youssef adalah bagian dari korban serangan gas sarin, senjata kimia berbahaya, pada Selasa lalu. Hingga berita ini diturunkan, lebih dari 80 orang dilaporkan tewas, termasuk anak-anak.
Pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad atau Rusia, sekutu Assad, diduga berada di balik serangan ini. Namun Damaskus dan Moskow membantah terlibat.
Foto Youssef memeluk jasad kedua anaknya terbungkus kain putih pun viral di media sosial. Ia tampak duduk di ujung kuburan sambil menggendong kedua anaknya dan menangis. “Saya menangis bahagia," ujar Youssef. Sebab, menurut dia, mereka kini berada di surga, tempat yang lebih baik daripada Suriah.
CNN | SITA PLANASARI AQUADINI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini