Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan intelijen militer Prancis telah menyimpulkan bahwa roket Palestina yang salah sasaran kemungkinan besar menjadi penyebab ledakan mematikan di Rumah Sakit Arab Al-Ahli di Gaza. Pejabat Israel dan Palestina saling menyalahkan atas ledakan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktorat Intelijen Militer Prancis mengatakan pada hari Jumat, 20 Oktober 2023, bahwa roket Palestina dengan daya ledak sekitar 5 kilogram, kemungkinan menjadi penyebab ledakan. Tidak ada intelijen yang menyebutkan serangan itu disebabkan oleh rudal Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam penjelasannya kepada beberapa kantor berita, seorang pejabat senior militer Perancis mengatakan bahwa ukuran ledakan tersebut konsisten dengan roket yang digunakan oleh warga Palestina. Kawah yang dihasilkan terlalu kecil untuk disebabkan oleh rudal Israel.
DRM tidak memberikan perkiraan jumlah korban jiwa. Namun jumlah korban meninggal diperkirakan lebih rendah dari 471 orang yang dilaporkan oleh pejabat Palestina.
Penilaian tersebut didasarkan pada informasi rahasia, citra satelit, informasi intelijen yang dibagikan oleh negara lain. Selain itu, kesimpulan tersebut berdasarkan informasi terbuka, termasuk gambar yang menunjukkan kerusakan struktural ringan di rumah sakit dan relatif sedikit barang milik warga sipil di lokasi ledakan.
Presiden Perancis Emmanuel Macron mengarahkan DRM, yang biasanya tidak mempublikasikan pekerjaannya, untuk membagikan temuannya di tengah adanya konflik mengenai siapa yang melakukan serangan tersebut. Penilaian intelijen Prancis menambah banyaknya klaim dan kontra-klaim mengenai ledakan di rumah sakit tersebut, yang telah memicu protes di seluruh Timur Tengah.
Para pejabat Palestina menyalahkan ledakan itu akibat serangan udara Israel. Sebaliknya Israel mengatakan ledakan itu disebabkan oleh roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina, yang membantah bertanggung jawab.
Dilansir dari Al Jazeera, media ini melakukan investigasi berdasarkan rekaman video. Hasilnya, Al Jazeera meragukan pernyataan Israel bahwa kilatan cahaya yang terekam dalam siaran berita langsung disebabkan oleh roket yang salah sasaran dan menghantam rumah sakit.
Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat awal pekan ini juga mengatakan bahwa Israel tidak bertanggung jawab atas ledakan rumah sakit di Gaza itu.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 471 orang tewas dalam ledakan di rumah sakit. Jumlah korban tewas menurut Israel sengaja dibesar-besarkan.
Badan intelijen AS memperkirakan jumlah korban antara 100 dan 300 orang. Pada hari Jumat, PBB menyerukan penyelidikan independen atas ledakan tersebut.
“Jelas ada kebutuhan untuk penyelidikan, penyelidikan independen atas apa yang terjadi,” kata Ravina Shamdasani, juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, dalam konferensi pers di Jenewa.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Presiden Sinagoga Detroit Tewas Ditikam, Komunitas Yahudi AS Gempar