Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Der Spiegel: Email Angela Merkel Pernah Diretas Rusia

Majalah Jerman Der Spiegel melaporkan badan intelijen militer Rusia GRU pernah meretas email Kanselir Jerman Angela Merkel dari kantornya pada 2015.

8 Mei 2020 | 18.00 WIB

Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Rusia, Vladimir Putin menghadiri pertemuan satu hari yang membahas kondisi di Libya, 19 Januari 2020. Sumber: Reuters.
Perbesar
Kanselir Jerman, Angela Merkel dan Presiden Rusia, Vladimir Putin menghadiri pertemuan satu hari yang membahas kondisi di Libya, 19 Januari 2020. Sumber: Reuters.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Majalah Jerman Der Spiegel melaporkan badan intelijen militer Rusia GRU meretas email Kanselir Jerman Angela Merkel dari kantor konstituen Merkel pada peretasan parlemen Jerman 2015 silam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Laporan Der Spiegel pada Jumat tidak mengutip sumber dan juru bicara pemerintah Jerman tidak segera berkomentar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rusia juga tidak berkomentar tentang laporan Der Spiegel, yang sebelumnya juga pernah membantah tuduhan meretas negara lain.

Dikutip dari Reuters, 8 Mei 2020, Der Spiegel melaporkan polisi kriminal federal dan agen siber federal telah mampu merekonstruksi sebagian serangan itu dan menemukan bahwa dua kotak masuk email dari kantor Merkel telah menjadi sasaran.

Mereka berisi korespondensi email dari 2012 hingga 2015 dan Der Spiegel mengatakan para peretas tampaknya telah berhasil menyalin kedua kotak surat ke komputer lain.

Majelis rendah parlemen Jerman, Bundestag, menemukan sistemnya telah dibobol pada Mei 2015 dan menyimpulkan bahwa pembobolan telah berlanjut sejak setidaknya awal tahun itu. Tidak diketahui informasi apa yang telah dicuri.

Kedutaan Rusia di Berlin tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Jaksa federal Jerman telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk seseorang yang terkait dengan insiden peretasan tahun 2015, menurut laporan Sueddeutsche Zeitung minggu ini, namun jaksa belum mengomentari laporan tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus