Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Empat remaja laki-laki berusia 12 – 14 tahun meninggal setelah menelan tablet berbahaya yang dikira obat tablet pembesar penis. Identitas lengkap keempat remaja itu dirahasiakan, mereka hanya diketahui berasal dari desa Mokoallong, Lesotho, sebuah negara di kawasan Afrika bagian selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari mirror.co.uk, Sabtu, 2 Maret 2019, obat yang diduga pembesar penis tersebut rupanya tablet phostoxin, semacam pestisida mematikan. Tablet beracun itu dikonsumsi setelah keempatnya sangat yakin kalau tablet itu bisa memperbesar penis mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Desa Mokoallong, Lesotho, sebuah negara di kawasan Afrika bagian selatan. Sumber: mirror.co.uk
Masih belum diketahui bagaimana ke empat remaja laki-laki itu bisa salah informasi soal tablet tersebut. Tablet phostoxin digunakan untuk melindungi barang-barang komoditas di gudang dari ancaman serangga dan hewan pengerat.
Media lokal memberitakan sebenarnya total ada lima remaja yang meyakini ‘khasiat’ tablet phostoxin. Namun remaja ke lima memutuskan untuk meminumnya pada malam hari setelah makan malam. Sedangkan keempat rekannya meminum saat itu juga. Marankolo Molibeli, nenek salah satu korban menceritakan seluruh penduduk desa Mokoallong terkejut dengan kejadian ini. Namun dia belum memiliki kesempatan untuk menginterograsi remaja yang selamat dari maut itu.
Keempat remaja yang keracunan itu segera dilarikan ke rumah sakit setelah salah seorang penduduk desa mengendus mulut mereka berbau tablet phostoxin.
Marankolo mengatakan dua dari empat remaja yang meninggal menyampaikan sedikit apa yang terjadi sebelum malaikat maut menjemput mereka, yakni sudah salah informasi soal tablet pembesar penis itu. Cucu Marankolo meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit dan sisanya meninggal pada keesokan hari.