Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Putra teroris Osama bin Laden, Hamza bin Laden, dilaporkan tewas dalam serangan udara hanya lima bulan setelah buron dengan imbalan US$ 1 juta atau Rp 14,2 miliar hidup atau mati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hamza bin Laden yang dijuluki "Putra Mahkota Jihad", diklaim telah meninggal dalam pekerjaan rahasia oleh pemerintah AS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari The Sun, 2 Agustus 2019, kematian Hamza terjadi setelah Departemen Luar Negeri AS mengumumkan hadiah untuk kepala teror pada Februari. Tidak diketahui siapa yang mendapatkan imbalan US$ 1 juta yang ditawarkan AS karena imbalan diumumkan setelah kematian Hamza.
Poster buron Hamza bin Laden.[The Sun]
NBC News melaporkan telah mengkonfirmasi ini dari tiga pejabat AS bahwa prua berusia 30 tahun itu telah tewas dalam serangan udara.
Hamza diyakini bersembunyi di Pakistan, Afganistan atau bahkan Iran, di mana ia dilaporkan ditempatkan di bawah tahanan rumah.
Para pejabat AS yang tidak disebutkan namanya belum memberikan rincian di mana Hamza bin Laden meninggal, atau apakah AS terlibat dalam kematiannya, menurut laporan New York Times. Tetapi pejabat mengatakan dia tewas dua tahun lalu.
Dia dilaporkan tewas dalam operasi serangan militer AS yang membunuhnya dan terjadi dalam dua tahun pertama pemerintahan Trump.
Donald Trump dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton menolak berkomentar atas kematian Hamza bin Laden, putra Osama bin Laden yang diyakini sebagai pewaris Al Qaeda.