Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada Jumat memberikan suara untuk mendekriminalisasi ganja di tingkat federal setelah PBB mencabut ganja dari daftar narkotika berbahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski demikian, undang-undang tersebut diperkirakan tidak akan maju lebih jauh selama Senat tetap berada di tangan Partai Republik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini adalah pertama kalinya salah satu majelis Kongres memilih untuk mengakhiri larangan federal terhadap marijuana sejak obat tersebut terdaftar sebagai "zat yang dikendalikan" pada tahun 1970.
Dikutip dari Reuters, 6 Desember 2020, 15 negara bagian AS dan District of Columbia telah menyetujui legalisasi ganja untuk rekreasi, dan lebih dari 30 negara bagian mengizinkan beberapa jenis produk ganja untuk pengobatan. Penjualan ganja AS mencapai rekor tertinggi selama akhir pekan Thanksgiving.
CNN melaporkan, pada bulan November langkah-langkah legalisasi ganja berhasil menyapu bersih kotak suara, di mana para pemilih menyetujui proposal ganja untuk rekreasi di Arizona, Montana, New Jersey dan South Dakota dan aturan ganja medis di South Dakota dan Mississippi. Sekarang, semua kecuali tiga negara bagian AS telah melegalkan penggunaan medis ganja dan 15 negara bagian telah mengeluarkan aturan penggunaan ganja untuk orang dewasa.
Namun larangan federal atas ganja tetap ada, yang menciptakan konflik dengan undang-undang negara bagian dan membatasi akses perusahaan ganja ke layanan dan pendanaan perbankan.
DPR AS yang dikuasai Partai Demokrat memilih 228-164 untuk mencabut larangan federal atas ganja. Tapi Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, seorang Republikan, adalah penentang amendemen tersebut, yang berarti proposal dekriminalisasi tidak mungkin disahkan Senat kecuali Demokrat berhasil memenangkan kursi Senat Georgia, yang akan membuat Demokrat menguasai Senat dalam pemilihan putaran kedua 5 Januari.
RUU yang disahkan DPR akan memungkinkan negara bagian untuk mengatur ganja, kata anggota DPR Earl Blumenauer, seorang Demokrat dan wakil ketua Kongres Cannabis Caucus, mengatakan dalam perdebatan RUU.
"Undang-undang ini tidak melegalkan ganja di seluruh negeri. Itu menghentikan pemerintah federal untuk mencampuri apa yang telah diputuskan untuk dilakukan negara bagian," katanya.
Anggota DPR Republik Debbie Lesko mengatakan dia heran Demokrat berbicara tentang "melegalkan ganja" daripada berfokus memberikan lebih banyak bantuan terdampak pandemi virus corona.
Faktanya, DPR pada Mei lalu mengesahkan RUU bantuan virus corona yang sangat besar, tetapi RUU itu tidak lolos di Senat yang dikuasai Partai Republik. Negosiasi sedang berlangsung untuk RUU bantuan dengan anggaran yang lebih kecil.
RUU ganja akan menghapus hukuman ganja federal dan mengenakan pajak 5% untuk produk ganja. Pendapatan yang diperoleh dari ganja ini akan membantu komunitas yang paling terkena dampak negatif dari penegakan hukum, kata Blumenauer.
Industri ganja AS diperkirakan akan membukukan penjualan sebesar US$ 19 miliar (Rp 270 triliun) tahun ini, menurut proyeksi dari Brightfield Group, sebuah perusahaan riset pasar industri ganja, dikutip dari CNN.
Sumber:
https://uk.reuters.com/article/uk-usa-congress-marijuana/u-s-house-votes-to-decriminalize-marijuana-at-federal-level-idUKKBN28E2TZ
https://edition.cnn.com/2020/12/04/business/cannabis-more-act-house-vote/index.html