Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, New York - Sejumlah diplomat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sedang mendiskusikan draf resolusi guna mendukung penghentian permusuhan di Suriah. Hal itu disampaikan beberapa diplomat yang tak bersedia disebutkan namanya, Rabu, 24 Februari 2016, di New York.
Rusia dan Amerika Serikat, dua negara yang menjadi konseptor gencatan senjata di Suriah, sedang menyiapkan teks yang dapat diadopsi pada Jumat, 26 Februari 2016.
"Saya rasa bakal menjadi sebuah resolusi yang akan kami sepakati untuk menyambut penghentian permusuhan sebagaimana disiapkan oleh Amerika Serikat dan Rusia," ujar diplomat ini.
Baca juga: Peringatan Australia: Teroris Bersiap Serang Indonesia
Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, akan melaporkan ke Dewan pada Jumat, 26 Februari 2016, beberapa jam sebelum gencatan senjata berjalan efektif.
Rusia dan Amerika telah menetapkan batas waktu tengah malam waktu Damaskus (22.00 GMT) pada Jumat, 26 Februari 2016, untuk menghentikan permusuhan antara rezim Presiden Bashar al-Assad dan pasukan pemberontak.
Kesepakatan yang dibuat oleh kedua negara raksasa tersebut tidak termasuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan organisasi yang memiliki jaringan dengan al-Qaeda, Front al-Nusra. Kelompok bersenjata ini menguasai sebagian wilayah Suriah.
Baca juga: Intelijen Korea Selatan: Kim Jong-un Terancam Dilengserkan
"Jika gencatan senjata itu berjalan baik, de Mistura berharap perlu dilakukan pembicaraan babak berikutnya pada pekan mendatang, kemungkinan sekitar 4 Maret 2016," kata diplomat.
Gencatan senjata juga akan membantu badan PBB mengirimkan bantuan kemanusiaan yang menjangkau kawasan terkena dampak peperangan paling keras di garis depan.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini