Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Draf Resolusi PBB Soal Perdamaian di Suriah Rampung Besok  

Rusia dan Amerika Serikat, dua negara yang menjadi konseptor gencatan senjata, sedang menyiapkan teks yang dapat diadopsi pada Jumat, 26 Februari 2016.

25 Februari 2016 | 18.10 WIB

Aktivis anti-perang mengibarkan bendera Suriah saat berdemonstrasi menentang rencana pemerintah Inggris untuk menyerang Suriah di luar Gedung Parlemen di London, Inggris, 1 Desember 2015. Kelompok ekstrimis ISIS mengancam akan melakukan serangan teror di
Perbesar
Aktivis anti-perang mengibarkan bendera Suriah saat berdemonstrasi menentang rencana pemerintah Inggris untuk menyerang Suriah di luar Gedung Parlemen di London, Inggris, 1 Desember 2015. Kelompok ekstrimis ISIS mengancam akan melakukan serangan teror di

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, New York - Sejumlah diplomat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sedang mendiskusikan draf resolusi guna mendukung penghentian permusuhan di Suriah. Hal itu disampaikan beberapa diplomat yang tak bersedia disebutkan namanya, Rabu, 24 Februari 2016, di New York.

Rusia dan Amerika Serikat, dua negara yang menjadi konseptor gencatan senjata di Suriah, sedang menyiapkan teks yang dapat diadopsi pada Jumat, 26 Februari 2016.

"Saya rasa bakal menjadi sebuah resolusi yang akan kami sepakati untuk menyambut penghentian permusuhan sebagaimana disiapkan oleh Amerika Serikat dan Rusia," ujar diplomat ini.

Baca juga: Peringatan Australia: Teroris Bersiap Serang Indonesia

Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, akan melaporkan ke Dewan pada Jumat, 26 Februari 2016, beberapa jam sebelum gencatan senjata berjalan efektif. 

Rusia dan Amerika telah menetapkan batas waktu tengah malam waktu Damaskus (22.00 GMT) pada Jumat, 26 Februari 2016, untuk menghentikan permusuhan antara rezim Presiden Bashar al-Assad dan pasukan pemberontak.

Kesepakatan yang dibuat oleh kedua negara raksasa tersebut tidak termasuk kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan organisasi yang memiliki jaringan dengan al-Qaeda, Front al-Nusra. Kelompok bersenjata ini menguasai sebagian wilayah Suriah.

Baca juga: Intelijen Korea Selatan: Kim Jong-un Terancam Dilengserkan

"Jika gencatan senjata itu berjalan baik, de Mistura berharap perlu dilakukan pembicaraan babak berikutnya pada pekan mendatang, kemungkinan sekitar 4 Maret 2016," kata diplomat.

Gencatan senjata juga akan membantu badan PBB mengirimkan bantuan kemanusiaan yang menjangkau kawasan terkena dampak peperangan paling keras di garis depan.

AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN 
 


 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Choirul Aminuddin

Choirul Aminuddin

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus