Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin menuduh Rusia banyak berbohong, ketika ditanya soal data jumlah “tentara bayaran” yang berperang di Ukraina, seperti dirilis oleh Kedutaan Besar Rusia di Jakarta pada Jumat, 15 Maret 2024. Tercatat, sepuluh orang warga negara Indonesia termasuk dalam jumlah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Orang Rusia buka mulut hanya untuk melontarkan kebohongan. Minta fakta dan buktinya. Pembohong,” kata Hamianin kepada Tempo lewat pesan singkat pada Jumat, merespons pertanyaan tentang data itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedutaan Besar Rusia memublikasikan tabel yang diberi judul “Number of Foreign Mercenaries in Ukraine” atau jumlah tentara asing bayaran di Ukraina, melalui kanal Telegram dan akun media sosial X resmi milik mereka. Data tersebut, katanya, berasal dari Kementerian Pertahanan Rusia.
“Kementerian Pertahanan Rusia @mod_russia terus mencatat para tentara bayaran asing yang memasuki Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran,” kata Kedutaan Besar Rusia dalam sebuah cuitan yang telah dihapus per Jumat petang, dipantau Tempo pukul 16:16 WIB.
Terdapat total 13.387 orang “tentara bayaran” yang memasuki Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itu pada 24 Februari 2022, menurut data itu. Sebanyak 5.962 di antaranya disebut sudah tewas.
Benua Eropa disebut memiliki total 8.112 tentara bayaran di Ukraina, sementara Amerika sebanyak 3.051 orang, Asia sebanyak 1.898 orang, Afrika sebanyak 249 orang, dan Australia dan Oseania dengan angka paling sedikit per benua yaitu 77 orang.
“Polandia menjadi 'penyumbang' tentara bayaran paling banyak, yakni sekitar 2.960 memasuki Ukraina dan sekitar 1.497 dihancurkan,” demikian keterangan Kedutaan Besar Rusia.
Indonesia, yang dikelompokkan dalam kategori benua Australia dan Oseania, disebut memiliki 10 orang sebagai tentara bayaran di Ukraina. Empat dari 10 WNI tersebut dikatakan telah tewas.
Kementerian Luar Negeri RI mengatakan informasi tersebut “perlu didalami lebih lanjut”.
“Silakan bertanya kepada Rusia mengenai data yang mereka miliki,” kata juru bicara Lalu Muhammad Iqbal melalui pesan singkat kepada media, Jumat, 15 Maret 2024.
Hamianin bertanya kepada wartawan apakah ada bukti yang mendukung data tersebut, selain “omong kosong” dan “tuduhan” propaganda Rusia. “Jika tidak, kita semua tahu bahwa pihak berwenang Rusia adalah pembohong dan provokasi professional,” ujarnya.
Duta besar Ukraina itu kemudian mengaku tidak memiliki informasi apa pun tentang data tersebut. “Namun saya tahu ada warga dari beberapa negara di Asia, Afrika, Amerika Latin yang bertempur sebagai tentara bayaran di tentara Rusia. Dan itu semua ada di berita. Semua terbukti,” katanya, mengklaim.
Pilihan editor: Menteri Kesehatan Gaza Peringatkan Ribuan Anak Kena Komplikasi karena Tak Ada Susu Formula
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini